Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB/United Nations) menyoroti statistik data penyandang disabilitas di Indonesia yang masih kurang. Sejauh ini, angka yang tercatat masih jauh dari rata-rata persentase global.
Secara global, rata-rata penyandang disabilitas pada sebuah negara berkisar 15 persen. Namun, rasio orang Indonesia yang hidup dengan disabilitas antara 4 hingga 5 persen.
Kelengkapan data disabilitas di sebuah negara diperlukan bukan untuk menyoroti kesenjangan, melainkan pengembangan kebijakan berbasis bukti. Hal ini diperlukan untuk memenuhi para penyandang disabilitas dan ketidaksetaraan ekonomi serta sosial.
Baca juga: Salut! Cucu Sulaeman, Sosok Disabilitas Multitasking yang Mampu Hidupi Keluarga
"Dengan data yang benar, pemerintah dan mitra pembangunan dapat memfokuskan sumber daya untuk mendukung mereka yang menghadapi tantangan disabilitas," ucap Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Valerie Julliand, dalam keterangan yang dilihat Indozone, Senin (5/12/2022).
Baca Juga: Hari Disabilitas Internasional: Sejarah dan Jumlah Difabel di Dunia
Lebih lanjut, Valerie Julliand mengatakan, ada beberapa alasan pelaporan data disabilitas di Indonesia masih kurang. Di antaranya:
- Penyandang disabilitas terutama mereka yang memiliki gangguan penglihatan atau pendengaran, sering dikucilkan, lebih enggan atau kurang mampu berpartisipasi dalam survei dibandingkan penduduk lainnya;
- Stigma pada kelompok disabilitas menyebabkan banyak penyandang tidak mau mengungkapkan diri;
- Berbagai lembaga pemerintah memiliki cara berbeda dalam pendekatan masalah dan menggunakan definisi serta metodologi yang berbeda untuk disabilitas, sehingga sulit untuk rekonsiliasi dan mengumpulkan data.
