Anemia merupakan salah satu penyakit yang paling rentan menyerang wanita, terutama saat hamil dan menstruasi.
Umumnya, anemia bisa terjadi sementara dengan tingkat keparahan yang ringan, atau dalam jangka panjang dengan tingkat keparahan yang berat.
Oleh karena itu, cara mengatasi anemia berbeda-beda, bergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya.
Mulai dari mengonsumsi suplemen atau makanan penambah darah, transfusi darah, hingga operasi.
Lantas, sebenarnya apa itu anemia? Bagaimana pula gejala, penyebab, dan cara mengatasi anemia? Simak uraian Indozone berikut ini.
Apa Itu Anemia?
Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah dalam tubuh berada di bawah batas normal.
Padahal, di dalam sel darah merah tersebut terdapat hemoglobin yang berperan penting untuk mengikat oksigen dan mengalirkannya ke seluruh organ tubuh.
Itulah sebabnya, orang yang menderita anemia akan merasa lemas dan mudah lelah karena kekurangan asupan oksigen dalam darah.
Anemia tidak boleh dianggap sepele, karena jika berlangsung lama bisa merusak jantung, otak, dan organ lain dalam tubuh.
Seorang pria dikatakan menderita anemia, apabila kadar hemoglobinnya di bawah 14 gram per desiliter.
Sedangkan, wanita yang kadar hemoglobinnya kurang dari 12 gram per desiliter, maka digolongkan mengidap anemia.
Perlu diingat, jika kadar hemoglobin di bawah 8 gram per desiliter, maka anemianya tergolong berat.
Gejala Anemia
Gejala anemia yang ringan sering tidak disadari penderitanya. Namun, lama-kelamaan tingkat keparahan anemia bisa bertambah berat.
Akibatnya, ciri-ciri anemia makin terlihat. Adapun tanda dan gejala paling umum yang dialami penderita anemia, meliputi:
