BPOM Gerebek Pabrik Kosmetik Ilegal di Jakut, Duga Ada Keterlibatan Dokter dan Klinik

- Jumat, 17 Maret 2023 | 12:32 WIB
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito.(ANTARA/Ahmad Fikri).
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito.(ANTARA/Ahmad Fikri).

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali melakukan penggerebekan di pabrik kosmetik ilegal di Penjaringan, Jakarta Utara. Penggerebekan dilakukan lantaran pabrik kosmetik tersebut ilegal Tanpa Izin Edar (TIE) dan mengandung bahan yang dilarang dalam kosmetika.

Kepala BPOM Penny K Lukito menyebutkan, produk kosmetik yang diproduksi ternyata banyak dibeli oleh dokter dan klinik kecantikan

"Jadi, produk tanpa label dipesan oleh sebuah entitas, bisa individu atau klinik, bisa dokter, bisa tenaga kesehatan. Nanti mereka kasih label sendiri," ungkap Penny dalam konferensi pers, Jumat (17/3/2023).

Baca Juga: Ini Penyebab Hasil Uji BPOM dan Labkesda DKI Beda soal Obat Sirup Pasien Gagal Ginjal Akut

Dijelaskan Penny, apa yang dilakukan pabrik tersebut merupakan sebuah modus lama. Oleh karenanya, pihak BPOM akan terus mendalami dan mencari modus-modus baru yang mungkin akan terjadi nantinya.

"Saya kira kalau modus membuat produksi seperti ini adalah modus lama," tutur Penny.

"Modus lama menggunakan kamuflase suatu gudang atau fasilitas entah di mana yang biasanya fasilitas di kampung-kampung yang jauh untuk sebagai fasilitas produksi," imbuhnya.

Adapun barang bukti yang disita antara lain hidroquinon untuk memutihkan kulit, asam retinoat sebagai anti-aging, melasma untuk menghilangkan dark spot, tretinoin, dan bahan baku dengan kandungan propilen glikol sebagai pelarut dan pelembab.

"Banyak sekali bahan baku dalam bentuk obat-obat yang kami sudah dapatkan. Ada beberapa macam obat karena ini untuk kosmetik dikaitkan dengan mungkin bahan pemutih, penanganan jerawat, inflamasi pada wajah tentu ini melibatkan dokter dengan seperti ini," ungkapnya.

Penny mengaku sempat heran dengan pabrik kosmetik ilegal yang ditemukan lantaran memiliki fasilitas lengkap. Meskipun lengkap, pabrik tersebut tetap tidak memiliki standar yang baik untuk produksi kosmetika.

Baca Juga: Gagal Ginjal Akut Kembali Telan Korban, Begini Antisipasi Baru Kemenkes

"Mencengangkan kita juga tadi karena lengkap ada seperti fasilitas RnD research and development seperti ada proses pengembangan," jelasnya.

"Fasilitasnya tidak memenuhi syarat produksi obat yang baik dan bisa dibayangkan juga produknya tentu tidak memenuhi standar-standar sebagai kosmetik," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X