Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemungkinan akan menyatakan cacar monyet yang sejauh ini telah menginfeksi 2.821 orang di negara-negara endemik dan non-endemik, sebagai darurat global.
Darurat kesehatan global oleh badan kesehatan global saat ini hanya berlaku untuk pandemi COVID-19, polio dan Ebola. WHO kemungkinan akan mengadakan pertemuan komite darurat minggu depan untuk menilai apakah wabah cacar monyet baru-baru ini memerlukan darurat kesehatan masyarakat.
Per 8 Juni, WHO melaporkan 1.285 kasus cacar monyet di 28 negara 'non-endemik', terutama di Eropa, Amerika Utara, dan Australia.
Sekitar delapan negara Afrika, termasuk Kamerun, Republik Afrika Tengah, Kongo dan Liberia tempat endemik cacar monyet, melaporkan 1.536 kasus yang dicurigai dan 59 kasus yang dikonfirmasi.
Meski tidak ada laporan kematian hingga saat ini di negara-negara non-endemik, negara-negara Afrika yang endemik telah mencatat 72 kematian akibat cacar monyet dari Januari hingga 8 Juni.
Baca juga: Lawan Cacar Monyet, Uni Eropa Beli 110 Ribu Dosis Vaksin, Disinyalir dari Imvanex Denmark
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pun mengatakan bahwa sudah saatnya meningkatkan respon, karena virus berperilaku tidak biasa.
"Kami tidak ingin menunggu sampai situasi di luar kendali," kata Direktur Darurat WHO untuk Afrika, Ibrahima Soce Fall.
Meski monkeypox tidak menular atau berbahaya seperti COVID-19, perlu ada panduan yang lebih jelas tentang bagaimana seseorang yang terinfeksi monkeypox harus diisolasi.
Dilansir India TV, WHO juga telah mengeluarkan pedoman baru tentang vaksinasi monkeypox, yang mencakup rekomendasi penggunaan vaksin untuk monkeypox.
WHO juga menambahkan bahwa vaksinasi massal belum diperlukan atau direkomendasikan untuk cacar monyet saat ini.
