INDOZONE.ID - Belakangan warganet heboh membandingkan layanan kesehatan di Indonesia dengan luar negeri.
Hal ini berawal dari cuitan komika Kiky Saputri yang menceritakan pengalaman mertuanya, mengalami perbedaaan diagnosa oleh dokter di Indonesia dengan Singapura.
Terkait perbandingan layanan kesehatan, spesialis bedah saraf dari Eka Hospital BSD dr Setyo Widi Nugroho memberi tanggapan khusus terkait layanan stroke di Indonesia.
Baca juga: Buntut Curhatan Mertua Divonis Stroke Telinga, Kiky Saputri Disentil Dokter
"Jadi gini, apakah di luar negeri lebih bagus? Mungkin ya, mungkin tidak. Tapi kalau untuk stroke, tidak bisa ditangani oleh dokter saja, (pelayanan stroke) itu sistem kesehatan harus sangat baik. Dokter hanya salah satu faktor yang paling ujung," ujar dr Setyo dalam media briefing Eka Hospital di kawasan Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023).

Jika berkaca pada sistem kesehatan di luar negeri seperti Jepang atau Singapura, pemerintah sudah melakukan intervensi kesehatan masyarakat. Salah satunya mengatur pola diet masyarakatnya.
"Jadi untuk pemerintah itu harus membantu mencegah, termasuk mencegah penyakit-penyakit yang menyebabkan stroke seperti penyakit pembuluh darah," imbaunya.
Mertua saya didiagnosa stroke kuping karena tiba2 pendengarannya terganggu. Disuntik dalemnya malah makin parah pendengarannya.
Akhirnya ke RS Spore & diketawain sama dokternya mana ada stroke kuping. Itu cuma flu jadinya bindeng ke telinga & sekarang udah sembuh.
Kocak kan? https://t.co/fUBf495hyQ— Mrs. Kiky (@kikysaputrii) March 7, 2023
Pentingnya Peran Multi Sektor
Lebih lanjut dr Setyo memberi contoh penanganan stroke di Jepang dan Korea yang bisa ditangani dengan cepat. Penangannya cenderung melibatkan berbagai sektor, tidak hanya rumah sakit dan dokter.
Baca juga: Kiky Saputri Diserbu Warganet: Saya Orang Awam Lagi Curhat ke Presiden, Tiba-tiba Diserang
"Kalau di luar negeri itu (pelayanan kesehatan) bekerja sama dengan departemen telekomunikasi, departemen transportasi, pemadam kebakaran, ambulance system, semua bekerja untuk itu (pasien). Time management penting," bebernya.
"Contohnya ketika pasien di jalan, mereka (petugas) sudah bersiap. Kalau pasien dijemput di ambulance, petugasnya langsung memberi informasi ke pusat layanan stroke keadaan pasiennya. Kalau ada arahan untuk memberi obat pasien, obat bisa diberikan di ambulance," jelasnya.
Sehingga ia menyarankan, agar pemerintah juga berfokus pada perbaikan sistem kesehatan, pencegahan, dan penanganan pasien.
Artikel Menarik Lainnya: