INDOZONE.ID - Subvarian Omicron XBB.1.5 diperkirakan menyumbang 49,1 persen dari kasus COVID-19 di Amerika Serikat (AS), terhitung sampai akhir pekan 21 Januari 2023.
Data tersebut dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS.
Baca juga: Omicron XBB.1.5 Cepat Menyebar di AS, CDC: Penyumbang 30 Persen Kasus COVID-19
Berdasarkan data tersebut, Omicron XBB.1.5 menyebar dengan cepat di AS. Subvarian ini menyumbang 35,5 persen dari total kasus dalam pekan yang berakhir pada 7 Januari 2023
Angka ini mengalami kenaikan menjadi 37,2 persen dalam pekan yang berakhir pada 14 Januari 2023.
Subvarian XBB.1.5 saat ini menjadi varian paling menular di negara tersebut. Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, varian ini bisa memicu lebih banyak kasus COVID-19 berdasarkan karakteristik genetik, dan perkiraan tingkat pertumbuhan awal.

Baca juga: Omicron XBB.1.5 'Kraken' Lebih Mungkin Menginfeksi Orang yang Sudah Divaksin, Benarkah?
Sebelumnya, epidemiolog dari Griffith University Australia dr Dicky Budiman mengatakan, Omicron XBB.1.5 mungkin tidak memicu terjadinya gejala berat, tetapi pasien yang sudah tertular subvarian ini berisiko mengalami long COVID.
"Yang menjadi catatan dan kewaspadaan ini adalah XBB.1.5 berpotensi menyebabkan lebih long COVID, kerusakan organ dalam jangka panjang, tidak sakit parah, tidak meninggal, tetapi dalam jangka menengah atau panjang jadi sakit-sakitan," ungkap Griffith dalam keterangannya.