IDAI Ungkap Campak Berisiko Tingkatkan Infeksi karena Antibodi Turun

- Kamis, 19 Januari 2023 | 23:23 WIB
Ilustrasi orang terkena penyakit campak (freepik)
Ilustrasi orang terkena penyakit campak (freepik)

Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Anggraini Alam, SpA(K) menjelaskan, anak yang terkena campak berisiko meningkatkan infeksi sebab turunnya kekebalan tubuh atau antibodi.

"Tentunya pada anak-anak yang tidak divaksin terjadilah lupa akan daya tahan tubuh, itu berlangsung cukup lama sehingga kekebalan atau memori kita terhadap berbagai penyakit itu bisa lupa apabila terinfeksi campak," kata Anggraini, dalam konferensi pers mengenai KLB Campak yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (19/1/2023).

Anggraini mengingatkan orangtua bahwa penyakit campak tidak boleh disepelekan, karena bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang berujung kematian.

Baca juga: 31 Provinsi Laporkan KLB Campak, Kemenkes: Sudah Ada 3.341 Kasus di 223 Kabupaten-Kota

"Komplikasi campak itu ke mana-mana, dimulai dari mata, bisa ke jantung. Paling sering pneumonia, kemudian mulutnya luka belum lagi dia ada diarenya, kalau dia gizi buruk karena diare ini urusannya kematian," ungkapnya.

Dia menambahkan, kematian tertinggi pada infeksi campak apabila sudah sampai ke paru atau pneumonia. Angka kematian campak karena penyakit ini bisa dikatakan lebih dari 50 persen mendekati 90 persen kematian.

-
Ilustrasi penyakit campak. (FREEPIK/user34805472)

Selain itu, campak yang dibarengi dengan gizi buruk juga cukup memprihatinkan. UKK penyakit infeksi dan tropik di tahun 2017 akhir dikejutkan dengan angka kematian di Timika dan Baduy yang meninggal akibat campak dan gizi buruk.

"Sudah ada peringatan dari WHO, Asia Tenggara membutuhkan kecepatan tinggi supaya kita tekan campaknya karena banyak yang tertinggal," bebernya.

Baca juga: Berikut Cara Pencegahan Penyakit Campak

Saat ini IDAI mengeluarkan rekomendasi tatalaksana campak, termasuk pada kelompok anak yang berisiko campak berat karena tidak pernah mendapatkan imunisasi dan malnutrisi.

Selain itu, perlu diwaspadai pada anak yang memiliki komorbid dan daya tahan tubuh yang rendah karena HIV, leukemia dan diabetes melitus.

Tatalaksana yang bisa dilakukan jika ada kotoran mata sampai berwarna hijau bisa diberikan salep antibiotik, kompres air hangat saat demam dan cukupi cairan agar tidak dehidrasi.

"Maka itu IDAI mengeluarkan rekomendasi tatalaksana campak karena tidak ada antivirusnya," imbuhnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB

Simak Gejala Sifilis yang Penting untuk Diwaspadai!

Minggu, 21 April 2024 | 19:13 WIB
X