Jadi Penyumbang Terbanyak, Lansia Sudah Diizinkan Terima Vaksin Booster Dosis Kedua

- Rabu, 23 November 2022 | 09:15 WIB
Ilustrasi lansia menerima vaksin booster kedua. (FREEPIK)
Ilustrasi lansia menerima vaksin booster kedua. (FREEPIK)

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengizinkan pemberian vaksinasi COVID-19 dosis keempat atau booster kedua bagi kelompok rentan di atas 60 tahun. Dalam beberapa minggu terakhir, kelompok lansia menjadi penyumbang terbanyak kasus kematian COVID-19.

Melalui Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/5565/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster ke-2 Bagi Kelompok Lanjut Usia, ketentuan ini efektif berlaku sejak Selasa (22/11). Bagi lansia yang sudah menerima vaksinasi booster pertama lebih dari enam bulan, disarankan untuk segera menerima dosis lanjutan.

Baca juga: Sah! BPOM Berikan Izin Penggunaan Vaksin Inavac untuk Booster

"Dengan mempertimbangkan tingginya risiko kasus berat COVID-19 pada lansia dan rekomendasi ITAGI, maka diperlukan vaksinasi booster COVID-19 kedua untuk lansia," tulis surat edaran yang ditekan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Maxi Rein Rondonuwu, seperti dilihat Indozone, Rabu (23/11/2022).

Jenis vaksin COVID-19 booster kedua yang diberikan pemerintah telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat Makanan, berdasarkan rekomendasi ITAGI, serta memperhatikan ketersediaan stok vaksin di masing-masing daerah. Jenisnya antara lain Astra Zeneca, Pfizer, Moderna, Sinopharm, Sinovac, Indovac, Janssen (J&J), Zifivax, atau Covovax.

Baca juga: Masih Jadi Penyumbang Terbanyak, Pemprov DKI Himbau Masyarakat Pakai Masker dan Booster

Berikut regimen vaksin yang dapat digunakan kelompok lansia untuk vaksinasi booster kedua, antara lain:

1. Kombinasi Booster Pertama Sinovac dapat menerima:

  • AstraZeneca diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
  • Moderna diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Sinovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Indovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

2. Kombinasi Booster Pertama AstraZeneca dapat menerima:

  • Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
  • AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

3. Kombinasi Booster Pertama Pfizer dapat menerima:

  • Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
  • Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

4. Kombinasi booster pertama Moderna dapat enerima:

  • Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

5. Kombinasi booster pertama Jansen (J&J;) dapat menerima: 

  • Janssen (J&J;) diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

6. Kombinasi booster pertama Sinopharm dapat menerima:

  • Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Zivifax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

7. Kombinasi booster pertama Covovax dapat menerima:

  • Covovax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Rekomendasi Makanan yang Menyehatkan Ginjal

Sabtu, 20 April 2024 | 09:05 WIB

10 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Migrain

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB
X