Kisah Pekerja Kesehatan Seks saat Terinfeksi Cacar Monyet sampai Pengaruhi Mentalnya

- Selasa, 19 Juli 2022 | 14:55 WIB
Harun Tulunay. (WHO)
Harun Tulunay. (WHO)

Belakangan penyakit cacar monyet menyita perhatian dunia, penyakit tersebut sudah dilaporkan diberbagai negara. Negara paling banyak melaporkan kasus cacar monyet atau monkeypox ialah Prancis, Spanyol, Inggris dan Jerman.

Gejala monkeypox mirip dengan gejala cacar monyet biasa. Cacar monyet dianggap ringan dan beberapa orang dapat pulih dalam beberapa minggu tanpa perawatan.

Tapi, penyakit ini juga dapat menyebabkan komplikasi yang parah, dan pasien dapat merasa sangat tidak nyaman dan kesakitan.

Begitulah yang dialami oleh seorang pria bernama Harun Tulunay, seorang pekerja kesehatan seksual di London Utara, berbagi pengalamannya saat terinfeksi cacar monyet kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyebarkan kesadaran tentang monkeypox.

Baca juga: Waduh, Kasus Cacar Monyet Global Tembus 10 Ribu! Siapa Saja yang Paling Rentan Terinfeksi?
 
Pria berusia 35 tahun itu mengatakan bahwa dia jatuh sakit di tanggal 11 Juni 2022. Dia mengatakan kelenjar getah beningnya terasa nyeri, gatal dan bengkak. Demamnya melonjak hingga 39,6 °C, dia bahkan sampai menggigil.

“Pada hari ke-5, saya hanya berbaring di sofa, tidak bisa bergerak, tidak bisa tidur. Saya merasa sendirian dan rasa sakitnya tak tertahankan,” cerita Harun, dikutip dari Times of India.

Harun juga mengatakan bahwa awalnya dia mengalami lepuh di hidungnya sebesar ujung pena, tapi lama-lama lukanya semakin besar dan sangat sakit.

“Karena luka di tenggorokan saya, saya tidak bisa menelan, makan atau minum. Itu menyakitkan. Tingkat rasa sakitnya mengejutkan saya. Saya juga menyadari betapa sendiriannya saya. Tidak ada teman atau keluarga mengunjungi saya. Saya pikir jika saya meninggal karena penyakit ini, saya akan mati sendirian,” kata Harun.

Harun dirawat selama 10 hari dengan tecovirimat, agen antivirus yang dikembangkan untuk cacar yang sekarang dilisensikan untuk cacar monyet oleh European Medicines Agency (EMA).

"Saya menggunakan obat pereda nyeri berat, antibiotik karena infeksi bakteri sekunder, dan diberi makan melalui infus. Yang saya inginkan hanyalah rasa sakitnya hilang," Harun menjelaskan kondisinya.

Karena cacar monyet relatif baru dan tidak banyak yang diketahui tentang sumber infeksi dan pola penularan, mereka yang terinfeksi wabah ini juga mempengaruhi kesehatan mental.

Termasuk Harun, dia merasa sangat tertekan karena ketidakpastian seputar penyakitnya.

“Bahkan sekarang, berbicara tentang bekas luka cacar monyet membuat saya emosional. Saya tidak ingin membawa bekas luka yang mengingatkan saya pada bulan yang mengerikan ini," tambah Harun.

Monkeypox dapat menyebar dengan berbagai cara. Ini dapat menyebar dari kontak langsung dengan ruam infeksi. Sekresi pernapasan selama kontak tatap muka, atau selama kontak fisik intim juga dapat menularkan infeksi.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB

Simak Gejala Sifilis yang Penting untuk Diwaspadai!

Minggu, 21 April 2024 | 19:13 WIB
X