Duh, Anak Muda Alami Penurunan Kondisi Mental Selama Pandemi

- Senin, 15 Maret 2021 | 09:23 WIB
Ilustrasi. (Unsplash/Christian Erfurt)
Ilustrasi. (Unsplash/Christian Erfurt)

Sebanyak 80 persen anak muda di seluruh dunia tercatat mengalami penurunan kondisi kesehatan mental selama pandemi COVID-19. Hal ini dilaporkan oleh World Economic Forum (WEF) bersama Zurich Insurance Group (Zurich).

Laporan yang menyoroti risiko dampak pandemi COVID-19 pada kesehatan mental generasi muda itu juga menemukan, kekecewaan yang dirasakan anak muda dan memburuknya kesehatan mental sebagai risiko global yang paling terabaikan selama pandemi.

Dalam konteks Indonesia, data yang dihimpun oleh layanan telemedicine Halodoc menunjukkan, konsultasi terkait kesehatan mental di platform tersebut meningkat hingga 300 persen selama pandemi.

Lonjakan drastis tersebut pun membuat layanan konsultasi kesehatan mental menjadi satu dari lima layanan konsultasi yang paling banyak digunakan pasien.

Memburuknya kondisi kesehatan mental anak muda ini diakibatkan oleh prospek ekonomi dan pendidikan yang terbatas.

Penurunan kondisi mental ini juga dirasakan oleh generasi muda yang baru memasuki dunia kerja. Mereka sangat terpukul dengan situasi pandemi ini.

Pelajar yang baru lulus dan mulai memasuki dunia kerja di tengah krisis ekonomi cenderung berpenghasilan lebih rendah dari rekan-rekan kerja mereka lainnya.

Bahkan, menganggur selama satu bulan pada usia 18-20 tahun diprediksi dapat menyebabkan hilangnya pendapatan sebesar 2 persen secara permanen di masa mendatang.

Bagi anak muda di kawasan terpencil, risiko pengangguran berpotensi bisa menjadi semakin serius dengan adanya kesenjangan digital selama pandemi.

Ketika anak muda di perkotaan lebih cepat beradaptasi dan berkembang di tengah digitalisasi, anak muda di pedesaan masih kesulitan mengimbangi minimnya akses dan infrastruktur digital.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X