Ibu Hamil Jangan Menangis dan Stres, Ini Bahayanya Bagi Janin

- Jumat, 7 Januari 2022 | 15:00 WIB
Ilustrasi ibu hamil yang menderita stres (Pixabay/AntonioGuillem)
Ilustrasi ibu hamil yang menderita stres (Pixabay/AntonioGuillem)

Selama menjalani masa kehamilan, seorang wanita akan mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut tentu saja terlihat jelas pada bentuk tubuh (fisik) dan juga kondisi emosional (perasaan).

Perubahan emosi yang tak terkendali ternyata dapat menimbulkan berbagai masalah pada janin. Sebagaimana yang dikutip Indozone dari laman Hallo Sehat, ada begitu banyak masalah yang bisa muncul karena ibu hamil sering menangis dan stres.

Baca juga: Susah BAB saat Hamil? Berikut Cara Mengatasinya

Hal ini disebabkan karena janin ikut merasakan emosi yang dirasakan ibunya. Bahkan peneliti dari Association for Psychological Science mengemukakan saat seorang ibu hamil menangis, maka bayinya juga ikut merasakan kesedihan.

Bayi tersebut dapat mengusap wajahnya seperti orang dewasa yang sedang mengalami stres. Hal ini terjadi karena pada saat ibu merasa tertekan, tubuh akan menghasilkan hormon stres yang akan disalurkan ke janin melalui plasenta.

Sehingga, saat si ibu terlalu sering menangis dan stres, maka janin akan kelelahan dan proses perkembangannya terganggu. Bila proses perkembangan ini terganggu, janin tidak bisa tumbuh dengan optimal bahkan berisiko mengalami berbagai macam masalah kesehatan sebagai berikut:

1. Pertumbuhan janin terhambat

-
Ilustrasi pertumbuhan janin (Pixabay/Vladimir Zotov)

Saat stres atau sedang marah, tubuh ibu hamil akan memproduksi hormon stres yang bernama kortisol. Ketika jumlah hormon stres tersebut meningkat, maka pembuluh darah di dalam tubuh akan menyempit dan membuat tumbuh kembang janin terganggu.

2. Meningkatkan risiko persalinan prematur

-
Ilustrasi bayi prematur (Pixabay/Ondrooo)

Peningkatan hormon stres akibat emosi yang sering meledak dan stres saat hamil juga dapat meningkatkan risiko ibu hamil menjalani persalinan prematur.
Bahkan hal tersebut juga sudah dibuktikan oleh beberapa studi yang menunjukkan bahwa persalinan prematur lebih banyak terjadi pada ibu hamil dengan gangguan mood dan stres berat dibandingkan ibu hamil yang emosinya stabil.

3. Meningkatkan risiko berat badan bayi rendah

-
llustrasi bayi dengan berat badan rendah (Pixabay/Ondrooo)

Pada banyak kasus, ibu hamil yang sering menangis dan mengalami stres pada saat kehamilannya akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah.

Berat badan bayi yang lahir biasanya akan lebih rendah dari berat badan bayi rata-rata, yaitu kurang dari 2,5 kg. Hal ini menunjukkan bahwa emosi ibu hamil yang sulit terkontrol dapat membuat janinnya mengalami IUGR atau gangguan pertumbuhan di dalam kandungan.

Lalu bagaimana cara meredam emosi pada ibu hamil?

Perubahan emosi saat hamil memang terkadang sulit untuk ditahan. Jika merasa sulit mengendalikan emosi, ibu hamil (Bumil) dapat mencoba beberapa tips berikut ini agar bisa merasa lebih tenang.

  1. Curhat dengan pasangan, teman, keluarga, atau psikolog untuk menyatakan hal atau beban pikiran yang membuatnya emosi.
  2. Menulis buku harian sebagai media untuk mengeluarkan keluh kesah.
  3. Meluapkan emosi melalui aktivitas fisik yang menyehatkan atau olahraga, seperti jalan kaki di sekitar rumah, yoga atau senam ibu hamil.
  4. Memperbanyak waktu istirahat dengan tidur setidaknya 8 jam setiap malam.
  5. Melakukan hal-hal yang disenangi, misalnya menonton film, membaca buku atau mendengarkan musik kesukaan.

 

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X