Siap-Siap! Ilmuwan Sedang Upayakan Pemberian Vaksin COVID-19 Tanpa Jarum Suntik

- Sabtu, 22 Januari 2022 | 19:45 WIB
Ilustrasi vaksin (Pixabay/Mika Baumeister)
Ilustrasi vaksin (Pixabay/Mika Baumeister)

Kabar baik datang dari dunia medis. Pasalnya saat ini para ilmuwan sedang mengerjakan alternatif untuk pemberian vaksin COVID-19 tanpa suntikan.

Mengutip dari DW, para ilmuwan di Meksiko saat ini mencoba membuat vaksin yang bisa diberikan melalui hidung yang disebut Patria –yang berarti tanah air dalam bahasa Spanyol. Mereka berharap vaksin tersebut bisa segera memulai uji klinis.

Sementara itu, Ketua Departemen Mikrobiologi di Ichan School of Medicine, Mount Sinai Hospital, Amerika Serikat Peter Palese juga sedang mengembangkan bahan utama pembuatan vaksin nasal.

Baca juga: Supaya Covid-19 Terkendali, Guru Besar Kedokteran UI: New Normal Saatnya Jadi Now Normal

Dalam sebuah wawancara, dia mengatakan sedang mengerjakan pembuatan vaksin tersebut bersama timnya sebab vaksin itu memiliki banyak keunggulan.


Di antaranya yakni kemampuannya untuk disimpan di lemari es pada suhu 2-4 derajat Celcius. Vaksin nasal bahkan mampu bertahan lebih lama ketimbang Pfizer dan Moderna serta lebih hemat biaya produksi. 

"Jauh, jauh lebih murah untuk memproduksi vaksin ini dibandingkan dengan vaksin mRNA oleh Pfizer dan Moderna," kata Palese.

Oleh sebab itu mereka menguji coba vaksin tersebut. Namun karena urgensi pandemi, uji coba pada fase satu dan dua terhadap vaksin itu dilakukan secara paralel.

Lebih lanjut, Plese mengatakan mereka melibatkan hewan dalam pengujian tersebut. 

"Ini bekerja dengan baik pada hewan, kami memiliki penelitian yang fantastis dan menarik pada hamster dan tikus, tetapi jelas tikus dan hamster bukanlah manusia," tuturnya.

Di sisi lain, para ilmuwan di Washington University di St Louis juga sedang mengerjakan vaksin nasal COVID-19. Tim peneliti yang dipimpin pakar imunologi virus Michael Diamond dan ahli onkologi David Curial menemukan, tikus yang menerima dosis tunggal vaksin melalui hidung sepenuhnya terlindungi dari SARS-CoV-2. Tetapi tikus yang menerima vaksin yang sama melalui suntikan hanya terlindungi sebagian.

Adapun, untuk membuat vaksin, para peneliti telah memasukkan spike protein SARS-CoV-2 di dalam adenovirus, yang menyebabkan flu biasa. Tetapi mereka mengubah adenovirus sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit.
Hal ini memungkinkan tubuh untuk mengembangkan pertahanan kekebalan terhadap protein lonjakan.

"Dosis tunggal menghasilkan respons imun yang kuat. Vaksin yang membutuhkan dua dosis untuk perlindungan penuh kurang efektif karena beberapa orang, karena berbagai alasan, tidak pernah menerima dosis kedua," kata Curial.

Curial menambahkan karena vaksin tidak mengandung virus hidup, maka akan akan menjadi pilihan yang baik untuk orang-orang dengan sistem kekebalan terganggu seperti pasien kanker, HIV dan diabetes. 
 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X