Siapa yang tak kenal dengan Karin Novilda alias Awkarin. Ya, selebgram terkenal itu ternyata juga memiliki kepedulian mendalam terhadap isu kesehatan mental.
Hal tersebut terlihat dari unggahan yang ia bagikan pada Jumat (25/2/2022).
Pada unggahannya itu, ia bercerita bahwa dirinya bertemu dengan Jerren Lim, advokat kesehatan mental Indonesia yang juga penyanyi yang tinggal di Amerika Serikat. Mereka bertemu sekitar sebulan yang lalu.
Saat bertemu, Awkarin mengaku bahwa dirinya memiliki kemiripan dengan Jerren, yakni sama-sama peduli dengan isu kesehatan mental.
Dari pertemuan itu, mereka sepakat untuk membuat platform khusus kesehatan mental, yang mereka namai dengan @digitalmentalcoach.
"Kami merasa bahwa banyak orang di Indonesia yang masih memandang sebelah mata isu kesehatan mental. Sejak saat itu, kami setuju untuk membuat platform kesehatan mental untuk mengangkat kesadaran orang," ujar Awkarin, dalam keterangan pers yang diterima Indozone pada Senin (28/2/2022).
Berbeda dengan influencer kesehatan mental pada umumnya, Jerren menyebut bahwa pendekatannya terhadap kesehatan mental yakni pendekatan yang didasari riset-riset ilmiah yang bersifat biologis.
Ia mengatakan bahwa ia ingin mendestigmatisasi isu kesehatan mental di Indonesia.
Menurutnya, tidak ada bedanya isu kesehatan mental dengan isu kesehatan fisik, karena sama-sama memiliki dasar biologis. Lewat platform @digitalmentalcoach dan ND Talk, Jerren berharap bahwa ia dapat mengedukasi masyarakat mengenai dasar biologis dari isu kesehatan mental.
Dalam obrolannya yang diunggah saat live di Instagram beserta Awkarin, Jerren mengatakan kolaborasi tersebut untuk memberikan edukasi kepada Masyarakat Indonesia bahwa mental health itu merupakan issue yang sensitif dan tidak bisa dijadikan bahan bercandaan.
"Saya tergerak membangun DMC bersama dengan Karin karena stigma terhadap kesehatan mental di Indonesia masih sangat kental," kata Jerren.
Ia, antara lain pernah menyindir seorang influencer yang bilang soal orang yang cantik dan bertubuh rupawan akan menghina tukang martabak kalau mengalami depresi kepada seorang penyintas depresi dan eating disorder.
Menurut Jerren, kalimati tersebut menunjukkan betapa buruknya pemahaman umum tentang kesehatan mental.
Jerren ingin menerapkan sistem mental healthcare yang ia pelajari dari Amerika Serikat.
