Mengenal Apa Itu Gastronomi? Alat yang Bisa Bantu Cegah Stunting di Indonesia

- Selasa, 13 Desember 2022 | 16:00 WIB
Ketua Umum Indonesian Gastronomy Community (IGC) Ria Musiawan. (INDOZONE/Razdkanya Ramadhanty)
Ketua Umum Indonesian Gastronomy Community (IGC) Ria Musiawan. (INDOZONE/Razdkanya Ramadhanty)

Apa itu gastronomi? Masih banyak masyarakat yang salah presepsi, mengira gastronomi berkaitan dengan gastroenterologi atau ilmu kedokteran yang berhubungan dengan sistem pencernaan.

Meluruskan persepsi tersebut, Ketua Umum Indonesian Gastronomy Community (IGC) Ria Musiawan mengatakan, gastronomi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang makanan dan komponen budaya yang ada di dalamnya.

Baca juga: Sasar 12 Provinsi dengan Tingkat Stunting Tinggi, Ini Program yang Dicanangkan Kemenkes

"Gastronomi banyak yang anggap itu ilmu pencernaan tapi itu adalah ilmu makanan. Dalam gastronomi, kita itu mengenal makanan bukan hanya sekadar pengenyang perut, tapi ada filosofi di dalamnya," kata Ria saat ditemui Indozone di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022). 

Peran Gastronomi dalam Cegah Stunting di Indonesia

Menurut Ria, sangat disayangkan keragaman kuliner di Indonesia masih membuat banyak anak mengalami stunting

-
Kader PKK mengukur lingkar kepala balita di Posyandu Bougenvile, Pemancar, Depok, Jawa Barat. (ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

 

"Jadi kami ingin mengangkat kembali pangan lokal yang setelah diteliti mempunyai nilai gizi yang sangat baik berperan mencegah stunting," imbuhnya. 

Lebih lanjut Ria memberikan contoh peran Gastronomi dalam cegang stunting di DKI Jakarta. Salah satu daerah yang paling rawan anak terkena stunting berada di daerah-daerah kumuh, salah satunya di Pulo Gebang. 

"Kalau di daerah situ kita mengenalkan ke ibu-ibu makanan yang mempunyai protein tinggi. Mereka ini kurang pengetahuan, banyak dari mereka yang hanya makan nasi sama ikan asin, itu kan sebenarnya kurang (nutrisi)," ungkapnya.

Salah satu cara agar anak tetap terpenuhi nutrisnya, Ria menyarankan memberikan makanan pengganti yang murah dan mudah didapatkan.

Baca juga: Kemenkes Sebut Anemia Jadi Salah Satu Faktor Penyebab Stunting di Indonesia

"Misalnya kaya semur, semur kan juga asli dari Betawi, karena daging itu menjadi barang mewah untuk mereka, kita upayakan apa penggantinya. Misalnya semur daging, dagingnya bisa diganti tahu, tempe, yang nilai proteinnya juga sama," imbaunya. 

Saat ini Indonesia mengalami masalah gizi serius atau stunting yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Prevalensi stunting pada tahun 2021 berada di angka 24,4 persen atau sekitar 7 juta anak mengalami kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X