Kurang tidur sering kali dianggap sepele bagi banyak orang. Padahal kondisi tersebut bisa berisiko memicu obesitas di kemudian hari.
Hal tersebut dibenarkan langsung oleh pakar gizi klinik dr Eva Kurniawati, M.Gizi, Sp. GK. Menurutnya kurang tidur pada usia produktif berhubungan dengan risiko diabetes.
Baca juga: Kasus Obesitas di Indonesia Meningkat, Kemenkes Minta Segerakan Cukai Minuman Manis
"Usia produktif kurang tidur ternyata bisa berhubungan dengan craving-nya jadi lebih. Nanti kalau craving timbul, excess kalorinya besar nanti jadi obesitas," jelas dr Eva dikutip dari Antara.
Eva mengakui seiring pertambahan usia, waktu tidur seseorang umumnya menjadi lebih pendek. Walau begitu, dia menyarankan agar kualitasnya tetap terjaga.
Dilansir Mayo Clinic, durasi tidur seorang dewasa minimal sekitar tujuh jam per malam, sementara mereka yang berusia 13 tahun hingga 18 tahun yang direkomendasikan delapan hingga 10 jam per 24 jam.
Orang dewasa yang durasi tidurnya kurang dari tujuh jam setiap malam secara teratur dikaitkan dengan kesehatan yang buruk tidak hanya penambahan berat badan dan memiliki indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih tinggi, tetapi juga berhubungan dengan munculnya diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan depresi.
Baca juga: Pentingnya Edukasi Gizi Sebelum Menikah Demi Cegah Obesitas pada Anak
Menurut Kementerian Kesehatan sendiri, kriteria obesitas pada orang dewasa dinilai berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) atau BMI di atas 27 dan mengukur lingkar perut untuk menunjukkan obesitas sentral. Pria dikatakan obesitas sentral bila memiliki lingkar perut lebih dari 90 cm, sementara wanita di atas 80 cm.
Eva menyarankan orang-orang melakukan pemeriksaan lingkar perut secara berkala untuk mendeteksi obesitas sentral selain mengukur berat badan badan dan tinggi untuk menghitung IMT.
Itu artinya, selain menjaga pola makan, kita juga harus menjaga pola tidur.
Artikel Menarik Lainnya:
