Pakai Obat untuk Redakan Nyeri Menstruasi? Kenali Dulu Jenisnya

- Senin, 17 Februari 2020 | 21:06 WIB
Ilustrasi obat pereda nyeri (IRISHEALTH)
Ilustrasi obat pereda nyeri (IRISHEALTH)

Saat periode menstruasi datang, kebanyakan perempuan akan merasakan nyeri di bagian sekitar perut. Ada perempuan yang mampu menahan rasa nyeri tersebut. Tapi ada yang sampai harus menggunakan obat pereda nyeri.

Obat pereda nyeri memang terjual bebas di pasaran sehingga mudah didapatkan. Namun sebelum menggunakan obat-obatan tersebut, tidak ada salahnya untuk mengenali berbagai macam jenis. Jangan sampai malah mengonsumsi obat yang berdampak serius pada kesehatan.



"Obat pereda nyeri menstruasi itu ada bermacam-macam. Ada yang bekerja di perifer atau ujung-ujung serabut saraf, ada juga yang bekerja di central atau bagian otak," ujar Dr. dr Kanadi Sumapradja, Sp. OG-KFER, M.Sc saat ditemui dalam diskusi media yang diselenggarakan RS Pondok Indah Group di Jakarta belum lama ini.



Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi itu mengatakan, di tahap awal obat yang akan diberikan untuk pereda nyeri menstruasi bekerja di ujung-ujung serabut saraf.

Obat tersebut akan menekan lepasnya mediator-mediator radang yang timbul akibat peradangan. Dengan demikian ujung-ujung saraf itu tidak akan teraktivasi karena mediator radang.

-
Dr. dr Kanadi Sumapradja, Sp. OG-KFER, M.Sc dari RS Pondok Indah-Pondok Indah menjelaskan soal obat pereda nyeri menstruasi. (Indozone/Maria Adeline)

 



"Obat-obat ini sebenarnya banyak ditemukan seperti paracetamol, ibuprofen, asam etanamat. Obat-obat ini biasa digunakan sebagai lini pertama mengatasi nyeri menstruasi," kata dr Kanaka.



Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah itu menerangkan, penggunaan obat pereda nyeri menstruasi harus dilakukan bertahap. Apabila obat lini pertama tak bekerja, maka baru digunakan obat lini kedua yang bekerja di pusat otak. Tapi itu harus sesuai anjuran dokter.



"Obat-obat lini kedua mengandung narkotik atau morfid, biasanya untuk nyeri yang sudah tinggi. Morfid memblok rasa nyeri di otak," ucap dr Kanadi.


Dirinya menambahkan, obat lini kedua tidak bisa langsung digunakan. Sebab obat yang langsung bekerja ke arah reseptor morfid dapat menyebabkan keluhan lain. Contohnya adalah mual saat menstruasi



"Lalu ada juga obat yang kandungannya sangat mengiritasi, contohnya di lambung. Ini bisa berdampak buruk bagi orang-orang yang memiliki gejala sakit maag. Makanya dokter lebih menganjurkan melakukan terapi dibandingkan menggunakan obat pereda nyeri menstruasi yang berdampak buruk," tandas dr Kanadi.

Artikel Menarik Lainnya:

 

 

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X