PSBB Longgar, Pakar Kesehatan: Virus Corona di Indonesia Bisa Makin Parah

- Rabu, 6 Mei 2020 | 16:00 WIB
Petugas gabungan Satpol PP, Polisi dan Dinas Perhubungan melakukan penertiban kerumunan warga di sepanjang Jalan Hayam Wuruk, Jakarta, Rabu (15/4/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)
Petugas gabungan Satpol PP, Polisi dan Dinas Perhubungan melakukan penertiban kerumunan warga di sepanjang Jalan Hayam Wuruk, Jakarta, Rabu (15/4/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan angka virus corona di Indonesia. Meski masih banyak yang melanggar, cara tersebut dianggap ampuh untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19.

Saat ini, Indonesia tercatat memiliki 12.071 kasus virus corona, dengan angka kematian 872 jiwa. Namun apabila PSBB longgar, angka tersebut dikhawatirkan menjadi lebih tinggi.

Hal itu diungkapkan Prof. Dr.dr. Ari Fahrial Syam mengenai PSBB dan keterkaitannya dengan angka virus corona. Dokter spesialis penyakit dalam itu mengungkapkan beberapa fakta mengenai kondisi tersebut kepada Indozone.

"Saya khawatir infeksi menular dari satu orang ke orang lain apabila PSBB kendor. Jadi, banyak sekali orang berkeliaran di jalan," sebutnya saat dihubungi Indozone, Rabu (6/5/2020).

"Kalau kendor balik lagi, malu sama negara lain sudah mulai hilang kasusnya. Padahal, di Indonesia kasus baru tapi angkanya masih ratusan," tambahnya.

-
Prof. Dr.dr. Ari Fahrial Syam.(dok)

PSBB Sudah Dipikirkan Matang

Prof. Dr.dr. Ari Fahrial Syam menilai kebijakan PSBB yang diambil pemerintah sudah tentu dengan pemikiran yang matang. Dia menghargai apa yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka virus corona.

"Keputusan penetapan PSBB, tentunya sudah memperhitungkan aspek keamanan, sosial dan politik. Oleh karena diharapkan tidak akan timbul permasalahan sosial baru dengan adanya PSBB ini. Konflik di masyarakat tentu akan memperburuk terjadinya penyebaran penyakit ini ditengah masyarakat," ungkapnya.

Dia berharap pemerintah bisa tegas dalam memberlakukan PSBB. Setidaknya, sampai kasus virus corona di Indonesia sudah bisa dikendalikan dan menurun tajam.

"Kita mengetahui penyebaran yang luar biasa dari penyakit ini. Jadi, jika ada masyarakat kita yang mempunyai daya tahan tubuh yang tidak baik karena asupan makan yang kurang, disitulah risiko terkena infeksi virus ini. Lalu, jika ada satu yang terinfeksi maka yang bersangkutan akan menjadi sumber penularan kepada yang lain. Begitu seterusnya," pungkasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X