Sejumlah negara mulai menerapkan aturan physical distancing atau jaga jarak sejak ada virus COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Selain jaga jarak, isolasi atau karantina juga diterapkan untuk menekan angka penularan.
Namun, aturan baru tersebut ternyata memunculkan masalah baru yang berkaitan dengan kesehatan mental. Selama pandemi, banyak orang yang merasa stres, mengalami kecemasan hingga merasakan gejala depresi.
Dikutip dari fkm.unair.ac.id, perasaan terisolasi hingga kesepian dapat muncul pada beberapa orang karena adanya physical distancing. Kesepian adalah perasaan dimana seseorang merasakan emosional seperti kesedihan, kekosongan atau kerinduan.
Baca juga: Bermanfaat untuk Kesehatan Mental, Mengunyah atau Ngemil Bisa Kurangi Stres
Adapun salah satu penyebab kesepian yaitu tidak adanya hubungan yang dekat secara emosional seperti kesepian secara sosial atau kurangnya kegiatan bersama yang menyenangkan.
Karantina bisa menyebabkan seseorang merasa kesepian yang akhirnya mengarah pada tekanan psikologis. Ini merupakan gejala dari kesehatan mental.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa seseorang yang merasa kesepian memiliki tingkatan kesejahteraan psikologis yang rendah. Seseorang bisa mengalami kesepian hingga kekosongan karena adanya paksaan untuk menjalani isolasi.
Sebab, saat karantina seseorang tidak bisa terlalu banyak berinteraksi karena ada batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar. Untuk mengatasi masalah kesehatan mental selama pandemi, disarankan untuk berkonsultasi ke psikolog atau psikiater.
Selain itu, cara lain untuk menjaga kesehatan mental selama pandemi yaitu dengan menjaga hubungan dan menceritakan kesedihan dengan keluarga, teman hingga rekan kerja. Hal ini bisa membantu seseorang mengatasi rasa kesepian.
