Selain kehilangan penciuman atau anosmia, sebuah studi terbaru menemukan pasien yang terinfeksi virus corona atau Covid-19 juga mengalami gejala yang aneh pada hidung.
Tim peneliti dari Universitas Barcelona menjelaskan bahwa virus SARS-Cov-2 masuk melalui epitel hidung. Mereka kemudian menyelidiki apakah orang yang terinfeksi mengalami gangguan hidung lain, seperti dikutip dari laman Express, Selasa (1/12/2020).
Pada studi kali ini, para peneliti menilai sejumlah gejala di hidung pada sebanyak 35 pasien Covid-19 dalam jenis kelamin dan usia.
Menggunakan survei melaporkan, 68% pasien yang terinfeksi Covid-19 mengalami setidaknya satu gejala hidung. Mereka mengalami sensasi aneh di hidung dan hidung kering.
Sementara, 52% dari kelompok klinis lainnya melaporkan sensasi konstan seperti sedang melakukan irigasi hidung.
Gangguan hidung ini muncul terutama sebelum atau selama kemunculan gejala Covid-19 lainnya. Rata-rata, gejala hidung berlangsung selama 12 hari.
"Adanya gejala pada hidung ini dan kemunculannya di awal, berpotensi memfasilitasi diagnosis awal Covid-19," catat para peneliti.
Sebelumnya, anosmia (kehilangan penciuman) dan ageusia (kehilangan kemampuan untuk mengecap) disebut-sebut ampuh untuk menjadi deteksi awal Covid-19. Sekitar 80% pasien Covid-19 di Eropa mengalami gejala tersebut.
Kendati demikian, apa yang ditemukan para peneliti ini baru merupakan penemuan awal dan belum ditinjau berbagai pakar atau rekan sejawat atau peer-review.