Risiko Stunting Masih Besar Meski Bayi Lahir dengan Berat Badan Normal

- Senin, 25 Juli 2022 | 15:45 WIB
Ilustrasi bayi baru lahir. (Freepik)
Ilustrasi bayi baru lahir. (Freepik)

Stunting ialah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibanding dengan umurnya.

Bayi lahir dengan berat badan normal belum jadi jaminan kalau anak tidak akan mengalami stunting. Jika asupan gizi tidak terpenuhi selama seribu hari kehidupan, risiko stunting pada anak masih bisa terjadi.

Saat webinar pada Senin (25/7/2022), Dokter Anak Konsltan Neonatologi Profesor Rinawati Rohsiswatmo menjelaskan bahwa stunting merupakan kondisi kurang gizi dalam waktu lama pada balita hingga menyebabkan anak tumbuh pendek dan tidak cerdas.

Baca juga: Cegah Stunting Jangan Kasih Kendor Moms, Ingat Bahayanya!

"Misalnya, anak sehat dalam kandungan, bagus waktu lahir, pernah bagus waktu beberapa bulan pertama kelahiran, tapi semakin lama karena penyakit atau kerena tidak makan, tidak diperhatikan, lama-lama turun grafik pertumbuhan anak," jelas Profesor Rina saat webinar.

Grafik pertumbuhan anak bisa diketahui setiap melakukan pemeriksaan atau imunisasi anak di Puskesmas. Yang kemudian akan tercatat di dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Orang tua perlu tahu bahwa gejala stunting tidak dilihat secara kasat mata. Anak yang terlihat ceria belum tentu tumbuh kembang anak normal.

Grafik pertumbuhan anak harus selalu dipantau oleh orang tua, setidaknya selama dua tahun pertama kehidupan anak.

Menurut Profesor Rina, apabila anak sudah menunjukkan tanda stunting, seperti kurus, pendek dan kecerdasannya di bawah rata-rata normal seusianya, maka hal tersebut sudah dianggap terlambat.

Orang tua harus mulai waspada jika anak sering sulit makan, kondisi ini bisa membuat anak kekurangan gizi dalam jangka waktu panjang.

"Awalnya penurunan berat badan, tapi lama-lama jadi penurunan tinggi badan, lama-lama jadi stunting. Jadi stunting ini sebenarnya prosesnya cukup lama, minimal enam bulan sampai setahun. Itulah kenapa anak harus diukur secara rutin," tambah Profesor Rina.

Orang tua bisa memantau tumbuh kembang anak di Puskesmas terdekat dengan mengukur tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala anak.

Pengukuran lingkar kepala anak bertujuan untuk memastikan bahwa otak anak juga ikut berkembang. Otak manusia berkembang pesat hingga 82 persen selama dua tahun pertama kehidupannya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X