Dampak Stres di Tempat Kerja yang Bisa Berpengaruh ke Paru-Paru hingga Rambut

- Selasa, 26 April 2022 | 05:00 WIB
Ilustrasi stres. (Pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi stres. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Sebagian besar orang tentu pernah merasakan stres dalam bekerja. Dampak stres di tempat kerja bermacam-macam. Dampak stres karena pekerjaan tidak hanya mengganggu kejiwaan, tapi juga berdampak pada kesehatan fisik secara menyeluruh.

Meski terkesan sepele, stres karena pekerjaan tidak bisa diabaikan begitu saja karena bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius bila terus dibiarkan. Bahkan, dampak stres di tempat kerja bisa berpengaruh ke paru-paru hingga rambut.

Namun, dampak stres yang paling sering dirasakan oleh banyak orang adalah merasakan sakit kepala secara berlebih bahkan sampai mengalami gangguan kecemasan.

Tak hanya itu saja, dampak stres bekerja juga bisa mempengaruhi penampilan. Sebab, stres terkadang mendatangkan jerawat.

Baca juga: Dear Cewek, Stres saat Menstruasi Bisa Diatasi dengan 'Self Healing'

Sering dialami para pekerja, berikut dampak stres di tempat kerja yang dikutip dari laman Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular:

  • Rambut, menipis hingga mengalami kebotakan
  • Mulut, sariawan dan bibir kering
  • Paru-paru, asma dan sesak napas
  • Pankreas, risiko diabetes karena produksi insulin berkurang
  • Organ reproduksi, disfungsi ereksi, produksi sperma rendah (pria), nyeri haid hebat dan gairah seks yang turun (wanita)
  • Otak, insomnia, sakit kepala, gangguan kepribadian, gangguan kecemasan, depresi
  • Kulit, jerawat dan gatal-gatal
  • Jantung, penyakit kardiovaskular, hipertensi, gangguan irama jantung
  • Saluran cerna, sakit perut, sembelit, diare, tukak lambung
  • Otot, kesemutan, kram, penyakit musculoskeletal

Sikap kita terhadap orang yang sedang stres

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi rekan kerja atau keluarga yang sedang stres. Pertama, bina hubungan rasa saling percaya dan membantu mengekspresikan perasaannya.

Kemudian bantu dia untuk memahami kejadian yang dialami dan mengajak untuk selalu dekat dengan Tuhan. Telusuri seberapa seringgejala muncul dan seberapa jauh gejala tersebut mengganggu kegiatan sehari-hari.

Jika situasinya sudah memungkinkan, ajak rujuk ke psikolog atau psikiater bila tidak ada perubahan agar mendapat pengobatan dan perawatan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X