Mengenal Hipertensi Paru yang Terjadi Pada Anak-anak, Awas Bisa Terjadi Komplikasi Loh

- Kamis, 10 Maret 2022 | 18:33 WIB
Ilustrasi paru-paru. (Foto/Antara)
Ilustrasi paru-paru. (Foto/Antara)

Hipertensi paru masih belum banyak diketahui masyarakat, padahal penyakit ini bisa menyerang anak usia dini.

Pakar Kardiologi Anak Rumah Sakit Adam Malik Medan, dr. Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A(K), menjelaskan hipertensi paru merupakan kelainan patofisiologi pada pembuluh darah paru-paru yang dapat menyebabkan komplikasi klinis dengan penyakit-penyakit kardiovaskular (jantung) dan respirasi (pernapasan).

Seperti yang dilansir Antara, berdasarkan Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Hipertensi Pulmonal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia tahun 2021, penyakit hipertensi paru memang termasuk penyakit yang jarang ditemukan, di mana angka prevalensi penyakit ini di seluruh dunia hanya sebesar 20-70 juta orang dari total populasi dunia sekitar 7,7 miliar orang.

Meskipun angka prevalensinya relatif rendah, penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan dalam bidang kesehatan karena juga dapat berakibat fatal bagi para pasien.

Penyakit hipertensi paru dapat dialami sejak usia dini, di mana pada umumnya ditandai dengan peningkatan tekanan rerata arteri pulmonalis (mean pulmonary artery pressure/mPAP) di atas normal, yaitu kurang dari 20 mmHg dan peningkatan tahanan vaskular paru (pulmonary vascular resistance/PVR) di atas normal, pada kondisi istirahat.

Pada kasus spesifik, hipertensi paru juga dapat menjadi salah satu komplikasi dari penyakit jantung bawaan dengan gejala dan tanda-tanda tahap awal yang biasanya tidak spesifik atau tidak terdeteksi pada bayi baru lahir.

"Gejala hipertensi paru pada anak penting untuk dikenali sedini mungkin. Meskipun tidak spesifik, namun gejala hipertensi paru dapat meliputi sesak saat beraktivitas, mudah lelah, lemas, nyeri dada, pusing, dan kadang disertai batuk," ujar dr. Rizky dalam webinar Pfizer Media Health Forum, Kamis (10/3/2022).

Gejala lain seperti hemoptisis atau batuk berdarah dari saluran pernapasan, sindrom Ortner atau suara serak dari pita suara, dan aritmia atau gangguan irama jantung juga dapat terjadi, namun jarang.

Akibat masih banyaknya masyarakat yang belum mengenali penyakit ini, pasien anak yang terdiagnosa hipertensi paru di Indonesia masih terhitung sedikit hingga saat ini.

Maka dari itu, penyakit hipertensi paru perlu dikenali dan dipahami lebih lanjut oleh masyarakat karena merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak hanya terpengaruh oleh penyakit bawaan, namun juga sangat terpengaruh oleh gaya hidup dari pasien dan konsumsi obat-obatan tertentu.

"Konsultasi kepada tenaga medis penting dilakukan apabila memiliki risiko dan gejala hipertensi paru pada anak agar mendapatkan penanganan yang tepat sesegera mungkin setelah diagnosis," kata dr. Rizky.

"Karena, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, hipertensi paru dapat menyebabkan munculnya komplikasi dan bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kegagalan fungsi paru dan jantung bagian kanan," lanjutnya.

Beban dari seseorang yang memiliki kondisi hipertensi paru dapat berlangsung lama dan lambat laun akan semakin parah, di mana pasien baru menunjukkan keluhan bila sudah berada dalam stadium lanjut akibat terjadinya peningkatan resistensi vaskular pulmonal yang progresif.

Penegakan diagnosis hipertensi paru pada pasien anak penting untuk dilakukan guna mendeteksi dini penyakit dan mengambil langkah penanganan yang tepat bagi pasien anak.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X