Virus Corona Diprediksi Bisa Menular Lewat Udara, Perlindungan Diri Harus Diubah

- Kamis, 9 Juli 2020 | 13:07 WIB
Ilustrasi perempuan memakai masker. (Pexels/Gustavo Fring)
Ilustrasi perempuan memakai masker. (Pexels/Gustavo Fring)

Penularan virus corona (Covid-19) masih terus terjadi hingga saat ini di tengah masyarakat. Semula diketahui penularan bisa terjadi melalui droplet apabila terlibat kontak langsung, memegang permukaan yang tercemar droplet, dan aerosol. Namun belakangan, para ahli di sejumlah negara mengemukakan virus corona baru atau SARS-CoV-2 dapat menular melalui airborne atau udara.

Spesialis paru dari RSUP Persahabatan, dr Budhi Antariksa PhD mengatakan, hingga saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih memikirkan kemungkinan penularan Covid-19 melalui udara.

Namun belum ada pernyataan yang sah terkait hal itu dan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya. Apabila nantinya terbukti penularan bisa melalui udara, maka tingkat kewaspadaan harus lebih tinggi.

“Walaupun datanya belum dianggap valid, tapi pemikiran ke sana (penularan lewat udara) ada. Kalau nanti terbukti, maka akan mengubah cara melindungi diri dari Covid-19,” kata dr Budhi dalam suatu diskusi online, Kamis (9/7/2020).

Lebih lanjut dia menjelaskan, salah satu perubahan yang mungkin terjadi nantinya adalah penggunaan masker. Selama ini masyarakat disarankan paling tidak menggunakan masker kain ketika berada di luar rumah agar terlindungi dari droplet. Akan tetapi, jika penularan Covid-19 bisa berasal dari udara, maka masker yang harus digunakan adalah masker bedah N95.

“Maskernya akan lebih protektif karena kalau penularan airborne virusnya ada di mana-mana dan bisa terhirup melalui masker yang punya celah. Jadi masker biasa sudah tidak cukup, mungkin saja malah harus pakai masker N95,” ucap dr Budhi.

Di sisi lain, adanya perubahan perlindungan diri juga memiliki konsekuensi dari segi biaya. Jumlah biaya yang dikeluarkan bisa jadi lebih mahal. Selain itu, pemerintah, baik pusat maupun daerah, perlu mengeluarkan kebijakan yang lebih kompleks.

“Kebijakan pencegahan akan lebih protektrif lagi. Salah satunya mungkin disinfektan di tempat umum harus lebih sering. Jadinya semua lebih kompleks,” pungkas dr Budhi.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X