Tap smear adalah tes untuk mendeteksi adanya kemungkinan seorang wanita terkena kanker serviks. Dokter kandungan menjelaskan waktu terbaik melakukan tes ini untuk mendeteksi kanker serviks.
Pap smear idealnya dilakukan secara teratur hingga usia 65 tahun. Jika hasil pemeriksaan kedua atau ketiga normal, frekuensi pemeriksaan dapat dikurangi menjadi 2 hingga 3 tahun sekali. Bagi perempuan berisiko tinggi disarankan melakukan pap smear setiap tahun.
Baca Juga: Jangan Lalai, Ini Pentingnya Membersihkan Miss V Sehabis Bercinta
Data The Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2020 menunjukkan kanker rahim atau kanker serviks jadi kanker kedua terbanyak yang ditemukan pada perempuan setelah kanker payudara.
Mirisnya 80 persen perempuan dengan kanker serviks sudah stadium lanjut, padahal kanker serviks bisa dideteksi sedari dini dengan pap smear rutin. Dengan begitu sel abnormal bisa dideteksi sebelum berubah menjadi sel kanker.
Adapun metode pap smear, menurut Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dr. Margaret Diana, Sp.OG, M.Kes, petugas akan langsung mengambil sel serviks untuk dianalisa lebih lanjut di laboratorium.
Wanita yang ingin melakukan tes pap smear harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:
Tidak melakukan hubungan intim selama 2 hari
Tidak menggunakan pembersih kewanitaan selama 3 hari
Tidak sedang menstruasi
Pada kebanyakan kasus, hampir tidak tidak ditemui gejala apapun pada pengidap kanker serviks.
Namun, para wanita harus tetap waspada jika memiliki keluhan keputihan berulang, keputihan berbau, pendarahan diluar siklus haid dan ada pendarahan atau bercak saat berhubungan intim
Perlu diingat, data Kemenkes per 31 Januari 2019, angka kejadian kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Artinya hampir 50 persen penderita kanker serviks berakhir dengan kematian.
