Studi Oxford Ungkap Peningkatan Demensia Terjadi setelah 2 Tahun Sembuh dari COVID-19

- Kamis, 18 Agustus 2022 | 16:30 WIB
Ilustrasi demensia. (Freepik)
Ilustrasi demensia. (Freepik)

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di The Lancet Psychiatry menemukan efek jangka panjang dari COVID-19.

Penelitian yang melacak lebih dari satu juta orang dalam dua tahun terakhir menemukan bahwa COVID-19 berisiko tinggi mengganggu mood seperti depresi dan kecemasan.

Setelah sembuh dari infeksi COVID-19 masih dapat meningkatkan risiko demensia pada orang lebih tua hingga 24 bulan setelah sembuh dari COVID-19.

Dilansir newatlas, Setahun yang lalu tim peneliti dari Universitas Oxford menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan gejala COVID masih dapat dideteksi hingga 12 bulan setelah infeksi COVID-19.

Baca juga: Penelitian Vaksin Merah Putih Terdampak Penghapusan Anggaran untuk COVID-19

Namun saat ini, tim yang sama telah mengungkapkan bahwa infeksi COVID-19 dapat berlangsung hingga 2 tahun lamanya.

Studi ini mengamati 1,28 juta pasien COVID, dan mencocokkannya dengan kelompok pasien dengan jenis infeksi pernapasan virus lainnya. Tujuan utamanya adalah memahami apa efek COVID-19 secara khusus pada risiko 14 kondisi neurologis dan kejiwaan, dibandingkan dengan infeksi virus lainnya.

Kabar baiknya ialah setiap peningkatan risiko gangguan mood setelah COVID-19 seperti kecemasan atau depresi, tampaknya kembali dalam beberapa bulan setelah penyakit akut menyerang.

Pada anak-anak, para peneliti tidak menemukan perbedaan sama sekali dalam tingkat depresi atau kecemasan akibat COVID-19 dibanding dengan infeksi pernapasan lainnya.

Tapi, pada orang dewasa ada beberapa tanda masalah neurologis yang bertahan dua tahun setelah COVID-19. Orang dewasa berusia di bawah 65 tahun menunjukkan tingkat kabut otak yang lebih tinggi setelah COVID dibandingkan dengan infeksi pernapasan lainnya.

Orang dewasa berusia di atas 65 tahun tampaknya menunjukkan masalah neurologis jangka panjang yang paling signifikan, dengan peningkatan tingkat kabut otak (1.540 kasus per 10.000 dibandingkan dengan 1.230 kasus), demensia (450 kasus vs 330), dan gangguan psikotik (85 kasus vs. 60).

Kekhawatiran atas COVID-19 pada penyakit neurodegeneratif telah muncul sejak pandemi dimulai pada tahun 2020.

Beberapa peneliti telah mulai memahami bagaimana virus corona dapat memengaruhi penyakit neurologis, seperti dalam penelitian baru-baru ini yang menemukan kesamaan antara Alzheimer dan long COVID-19.

Artikel Menarik Lainnya:

Penelitian Vaksin Merah Putih Terdampak Penghapusan Anggaran untuk COVID-19

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X