Soal Kasus Gangguan Ginjal Akut yang Marajalela, DPR Minta Pemerintah Gencarkan Edukasi

- Selasa, 18 Oktober 2022 | 17:30 WIB
Ilustrasi tangan diinfus. (Pexels/Anna Shvets)
Ilustrasi tangan diinfus. (Pexels/Anna Shvets)

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah menggencarkan edukasi publik soal kasus gangguan ginjal akut. Sehingga masyarakat bisa mengenali gejala dan tindakan yang harus dilakukan jika mengalami hal tersebut.

“Edukasi publik ini menjadi penting karena masih banyak  masyarakat yang belum mengenali gejalanya dan tindakan apa yang harus dilakukan jika anak-anak mengalami gangguan ginjal akut," ujar Netty kepada wartawan, Selasa (18/10/2022).

Netty merasa resah karena sekarang ini banyak informasi yang beredar di masyarakat tapi kebenarannya belum diketahui.

Baca juga: Ortu Harus Tahu, Gejala Gagal Ginjal Misterius pada Anak Ditandai dengan Air Kencing

“Justru sekarang banyak informasi yang belum tentu benar beredar di masyarakat. Misalnya apakah kasus ini disebabkan paracetamol atau tidak? Komunikasi publik seperti inilah yang harus dikelola dengan baik oleh Kemenkes maupun BPOM, sehingga masyarakat memiliki pengetahuan yang benar dari sumber resmi dan bisa mencegah dampak dari ‘kesimpangsiuran’ informasi itu” tutur Netty.

Menurut Netty, jika masyarakat tidak mengenali gejala penyakit tersebut maka penanganan penyakit tersebut akan terlambat dilakukan dan akhirnya berujung pada kematian sebagaimana 11 pasien gangguan ginjal akut yang terjadi di Bali beberapa waktu lalu.

Baca juga: Ratusan Anak Indonesia Kena Gagal Ginjal Akut Misterius, Ini Langkah Kemenkes

Apalagi, menurut Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 11 pasien gagal ginjal misterius yang meninggal di Bali tersebut terlambat untuk ditangani. 

“Oleh karena itu pemerintah harus melakukan sosialisasi mengenai penyakit ini secara masif dengan berbagai strategi dan platform media. Banyak orang tua yang masih menganggap penyakit ini sebagia flu ataupun pilek biasa sehingga penanganannya tak tepat sasaran,” kata Netty.

Lebih jauh Netty meminta agar pemerintah secara ketat mengawasi obat batuk asal India yang diduga menjadi penyebab gagal ginjal pada anak di negara Gambia.

“Meskipun menurut BPOM empat obat sirup tersebut tidak terdaftar di Indonesia, namun harus tetap diawasi ketat jika ada yang mengedarkan. Kita tahu ada  banyak obat yang tidak terdaftar di BPOM ataupun kemekes, tapi bisa beredar luas,” tutupnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X