Wabah penyakit virus Marburg yang mirip dengan Ebola menjadi perhatian dunia setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkonfirmasi kasus virus Marburg di Guinea Khatulistiwa, Afrika Tengah.
Guinea Khatulistiwa melaporkan kasus pertama virus Marburg pada pertengahan Februari 2023, akibat wabah tersebut sembilan orang yang terinfeksi virus tersebut tiba-tiba meninggal.
Baca juga: WHO Laporkan Wabah Virus Marburg di Guinea Khatulistiwa, Sudah Ada 9 Kematian
Diklaim sebagai penyakit yang sangat menular dan bisa berpotensi pandemi, lantas apa saja gejala virus Marburg yang harus diwaspadai masyarakat?
Dilansir 9 News, gejala penyakit virus Marburg meningkat dalam tingkat keparahan dari waktu ke waktu.
Menurut WHO, penyakit ini dapat berlangsung dari dua hingga 21 hari, dimulai secara tiba-tiba, di mana penderita akan mengalami demam tinggi, sakit kepala parah, rasa tidak enak badan yang parah, nyeri dan nyeri otot.
Setelah itu, penyakit ini dapat menyebabkan diare berair yang parah, yang mungkin dalam beberapa kasus menyebabkan berdarah serta sakit dan kram perut, mual dan muntah, kelesuan ekstrim, dan ruam yang tidak gatal.
Dalam kasus yang fatal, kematian biasanya terjadi pada hari kedelapan atau kesembilan penyakit, setelah pasien mengalami syok setelah pendarahan dari beberapa area dan kehilangan banyak darah.
Baca juga: Angka Kematian Virus Marburg Mencapai 88 Persen, Menkes: Di Indonesia Belum Ada
Gejala lain dapat meliputi:
- Pendarahan dari hidung, telinga, mata, gusi, dubur dan vagina
- mata merah
- Nyeri dada dan batuk
- Sakit tenggorokan
- Penurunan berat badan yang parah
- Memar
- Pendarahan di dalam
Virus ini ditularkan ke manusia dari kelelawar buah dan kemudian dapat menyebar melalui manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi atau permukaan dan bahan yang terkontaminasi cairan tersebut.
Artikel Menarik Lainnya: