Jadi Penyebab Kematian Tertinggi, Kemenkes Ungkap Cara Deteksi Kanker Rahim dan Payudara

- Jumat, 3 Februari 2023 | 15:00 WIB
Ilustrasi wanita pengidap kanker. (Freepik)
Ilustrasi wanita pengidap kanker. (Freepik)

Penyakit kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia sampai saat ini. Tahun 2020, tercatat ada 10.000.000 kematian yang disebabkan oleh kanker.

Hampir 70 persen kematian akibat kanker terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Tanah Air, kanker leher rahim dan kanker payudara menjadi dua jenis kanker yang banyak dialami.

Tercatat ada 65.858 atau 16,6% untuk kasus kanker payudara. Sedangkan kanker rahim sebanyak 36.633 kasus. Penyakit ini sekaligus menjadi penyakit katastropik dengan pembiayaan terbesar kedua dengan estimasi Rp3,5 triliun.

Sebanyak 30-50% kematian akibat kanker masih bisa dapat dicegah dengan menghindari faktor resiko dan melakukan deteksi dini secara berkala” kata Direktur Jenderal P2P Kementerian Kesehatan, Dr. Maxi Rein Rondonuwu saat press briefing yang disiarkan langsung melalui akun YouTube Kemenkes.

Guna mempercepat deteksi dini kanker rahim, mulai tahun 2023 Kementerian Kesehatan akan menggunakan metode HPV DNA, memanfaatkan PCR Test yang sudah dimiliki. Cara ini merupakan upata untuk deteksi stadium kanker lebih cepat.

Baca juga: 4 Jenis Buah Ini Bisa Cegah Kanker Payudara seperti yang Diidap Nunung, Apa Saja?

"Langkah ini menemukan lebih dini lagi stadium kankernya dibandingkan IVA, mulai bulan ini piloting di DKI jakarta, mulai diterapkan teknologi terbarunya," imbuh dirjen Maxi.

Di tahap awal program deteksi dengan HPV DNA dilakukandi Provinsi  DKI Jakarta (Sudin Jakarta Pusat, Sudin Jakarta Selatan, Sudin Jakarta Barat, Sudin Jakarta Timur dan Sudin Jakarta Utara) sebanyak 8.000 test.

Lokasi DKI Jakarta dipilih dengan pertimbangan ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung, pemerataan SDM, cakupan pemeriksaan IVA relatif lebih baik dan dukungan pemerintah daerah.

-
Ilustrasi wanita kena kanker payudara (Freepik/diana.grytsku)

Metode IVA  (Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk deteksi dini tetap diterapkan, khususnya pada usia wanita  30-50 tahun yang sudah pernah melakukan hubungan seksual, dengan interval pemeriksaan setiap 3 tahun sekali untuk melihat adanya tanda kanker pada Leher Rahim.

Sementara untuk kanker payudara, bisa melakukan pengecekan dengan metode SADANIS (Pemeriksaan Payudara Secara Klinis) dan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) setiap bulannya dengan cara USG yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, pemeriksaan setiap 3 tahun sekali.

Penemuan kanker payudara sejak dini bisa menjadi salah satu penanganan lebih cepat dan tepat untuk kesembuhannya. Pelayanan kesehatan masyarakat akan mengupayakan metode ini berjalan dengan baik.

"Harapannya, penanganan yang cepat dan tepat dapat meningkatkan angka kesembuhan yang tinggi dan mortalitas yang rendah," bebernya.

Baca juga: Hari Kanker Sedunia: Kemenkes Sebut Kanker Leukemia Paling Banyak Diidap Anak Indonesia

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

7 Rekomendasi Makanan yang Menyehatkan Ginjal

Sabtu, 20 April 2024 | 09:05 WIB

10 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Migrain

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB
X