Kronologi Kasus Kematian Baru Gagal Ginjal Akut pada Anak di DKI Jakarta

- Selasa, 7 Februari 2023 | 09:53 WIB
Ilustrasi tangan anak diinfus. (Freepik)
Ilustrasi tangan anak diinfus. (Freepik)

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan penemuan dua kasus baru gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada anak. Salah satu diantaranya meninggal dunia dan lainnya sempat dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, masih suspek. 

"Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Mohammad Syahril dalam keterangannya, ditulis Selasa (7/2/2023).

Kronologi Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak

-
Ilustrasi anak sakit. (Freepik)

Kasus Pertama

Kasus gagal ginjal akut pertama merupakan anak balita berusia 1 tahun yang demam dan diberikan obat sirop Praxion pada 25 Januari 2023. Obat tersebut dibeli di apotek oleh orangtuanya dengan harapan demam bisa menurun.

Baca juga: Bareskrim Polri Turun Tangan Usut 2 Kasus Baru Gagal Ginjal Akut

Kemudian pada 28 Januari, anak mengalami gejala batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil. Pasien kemudian melakukan pemeriksaan di RS Pasar Rebo dan dirujuk ke RS Adhyaksa.

Setelah diperiksa, anak diketahui mengalami GGAPA dan langsung dirujuk ke RSCM. Namun, pihak keluarga menolak dan meminta pulang paksa.

Pada tanggal 1 Februari, orangtua membawa ke RS Polri untuk mendapatkan perawatan di ruang IGD dan sempat mulai buang air kecil. Setelahnya, pasien dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif dan terapi femopizole.

Baca juga: Peredaran Obat Sirop Praxion Disetop Sementara Buntut Kasus Ginjal Akut Pada Anak

"Namun, 3 jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia," jelas dr Syahril.

Kasus Kedua

Saat ini, kasus kedua masih berstatus suspek yakni anak berusia 7 tahun. 

Pada 26 Januari, pasien mengalami demam dan membeli obat penurun panas. Obat tersebut dibeli sendiri di apotek tanpa resep. 

Kemudian pada 30 Januari, pasien mendapat pengobatan penurun panas dari Puskesmas berupa tablet. Kemudian pada 1 Februari, pasien kembali berobat ke klinik dan diberikan obat racikan.

Setelahnya pada 2 Januari, pasien dirawat di RSUD Kembangan dan langsung dirujuk ke RSCM. Saat ini pasien masih dalam perawatan dan pemantauan.

"Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sampel obat dan darah pasien," beber dr Syahril.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Simak Gejala Sifilis yang Penting untuk Diwaspadai!

Minggu, 21 April 2024 | 19:13 WIB
X