Penggunaan rokok elektrik atau vape biasanya dijadikan alternatif agar tak menghisap rokok biasa. Namun, penggunaan vape sendiri juga memiliki dampak berbahaya, salah satunya terkena stroke.
Dari penelitian terbaru, disebutkan bahwa penggunaan rokok elektrik 15 persen berpotensi mengalami stroke daripada mereka pengguna rokok biasa.
Para peneliti dari Asosiasi Jantung Amerika menjelaskan bahwa rokok elektrik sama berisikonya dengan rokok biasa.
Penelitian ini sendiri dilakukan oleh 80 ribu orang dewasa yang mana 30 ribu di antaranya adalah pengguna rokok elektrik. Hasilnya, mereka yang menggunakan vape 15 persen berisiko terkena stroke di usia 50 tahun.
Dijelaskan oleh Ketua Departemen Neurologi di Brown University, dr Karen Furie, bahwa yang berbahaya dari vape selain nikotin adalah bahan kimianya.
"Banyak orang sadar bahwa nikotin adalah bahan kimia dalam produk vaping serta rokok konvensional. Namun, ada banyak bahan kimia lain termasuk yang secara langsung dapat mempengaruhi lapisan pembuluh darah," ujar dr Karen, dikutip dari The Sun, Selasa (9/11/2021).