Pandemi Covid-19 hingga saat ini masih terus berlangsung. Bahkan di sejumlah negara di dunia tengah bersiap menghadapi ancaman gelombang baru virus tersebut.
Dikutip dari CNBC Internasional, seorang ahli penyakit menular di Cardif University School of Medicine, Andrew Freedman mengatakan bahwa Covid-19 tidak akan bisa diberantas hingga menjadi 0 kasus.
Seseorang yang telah menerima vaksin dosis lengkap kemungkinan akan kembali tertular Covid-19, namun dengan gejala yang lebih ringan atau sama sekali tidak menunjukkan gejala.
Manusia diminta untuk bisa hidup berdampingan dengan Covid-19, sama halnya dengan virus lainnya seperti Influenza yang pernah menjadi pandemi.
Baca juga: Berkat Vaksin, Mayoritas Kasus Covid-19 Saat Ini Hanya Gejala Ringan
Seorang kepala ilmiah Inggris, Patrick Vallance mengatakan bahwa pandemi Covid-19 tidak mungkin berakhir hanya dengan vaksin. Dengan kata lain, vaksin tidak benar-benar dapat menghentikan pandemi.
Namun, vaksin kemungkinan besar dapat menjadikan Covid-19 sebagai penyakit endemik.
"Saya pikir tidak mungkin pandemi berakhir dengan vaksin. Kemungkinan besar penyakit ini akan terus menyebar dan menjadi endemik, menurut saya," kata dia pada April 2021 lalu.
Lalu, apa maksud penyakit endemik?
Kamus Inggris-Oxford mendefinisikan penyakit endemik adalah penyakit yang biasa ditemukan serta selalu ada dalam suatu populasi atau di daerah tertentu. Sebagai contoh, salah satu penyakit endemik yang dikenal banyak orang adalah malaria.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan hampir setengah populasi dunia tinggal di daerah yang rentan terhadap infeksi malaria.
Selain malaria, ada influenza yang menjadi endemik di negara-negara tropis. Penyebaran influenza akan menjadi semakin masif jika telah memasuki musimnya.
Berbeda dengan pandemi, penyakit endemik akan menyerang populasi di tingkat kecil suatu wilayah. Misalnya hanya satu lingkungan atau bahkan satu negara.
