Kasus flu burung kembali menjadi perhatian publik, setelah ditemukannya varian baru clade 2.3.4.4b di Kalimantan Selatan. Sebelumnya, seorang anak berusia 11 tahun asal Kamboja dilaporkan meninggal dunia akibat virus tersebut.
Terkait kasus flu burung pada anak, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menyampaikan bahwa, dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus infeksi seperti flu burung, perlu diterapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Baca juga: Meski Flu Burung Merebak, Ini Alasan Masyarakat Enggak Perlu Takut Makan Ayam dan Telur
"Saya kira flu burung masih belum tahu. Semua penyakit infeksi yang terkait seperti ini (flu burung), tatalaksana awalnya itu PHBS, perilaku hidup bersih dan sehat, ajarkan itu, dan tingkatkan imunitas," kata dr Piprim di gedung Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), ditulis Jumat (3/3/2023).
Senada dengan dr Piprim, ahli epidemiolog dari Griffith University Australia dr Dicky Budiman mengatakan, pencegahan flu burung bisa dimulai dari penerapan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga kebersihan diri dan kandang.
Baca juga: Jangan Remeh! Penularan Flu Burung ke Manusia Tetap Berisiko meski Jarang Terjadi
Dicky juga mengimbau penggunaan baju plastik atau pelindung diri ketika memasuki kandang. Lalu, cuci tangan menggunakan sabun, mandi setelah berinteraksi dengan unggas maupun berkunjung ke kandang.
"Upaya bisa dicuci dengan sabun setelah melakukan pekerjaan kontak dengan burung bisa mandi. Sebelum melakukan pekerjaan aktivitas lain itu yang harus dipahami," ujarnya dalam keterangan beberapa waktu lalu.
Artikel Menarik Lainnya:
