Masyarakat dunia tengah dihebohkan dengan kasus flu burung pada manusia, yang saat ini telah ditemukan di Kamboja dan China. Masing-masing mencatat dua kasus dengan varian berbeda, satu kasus di China merupakan clade baru 2.3.4.4b H5N1.
Menanggapi kasus tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan flu burung termasuk dalam kasus influenza. Saat ini virus tersebut menjadi salah satu perhatian pemerintah usai COVID-19.
"Memang sesudah pandemi COVID-19 yang mesti diperhatikan adalah influenza. Influenza ini virus yang pakai H dan pakai N. Seperti H1N1, H5N1, H3N3 semuanya pakai H dan N. Nah sekarang yang ketemu H5N1 flu burung," kata Menkes saat peresmian Gedung Kanigara, RS Cipto Mangunkusumo, ditulis Minggu (5/3/2023).
Baca juga: Meski Flu Burung Merebak, Ini Alasan Masyarakat Enggak Perlu Takut Makan Ayam dan Telur
Meski demikian, menurut Menkes Budi potensi penularan virus flu burung terhadap manusia masih berisiko rendah. Sehingga masih diperlukan kajian ilmiah terkait hal tersebut.
"Katanya ada, cuma harus science base dan evidence base, kita mesti liat surveilansnya di unggasnya di hewannya kalo ada hewan-hewan yang mendadak mati banyak, mesti cepet diambil darahnya dites digenome sequencing," sambung Menkes.
Lebih lanjut Menkes mengatakan, perlu ada tracing bersama antara Kemenkes dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menekan risiko penularan antara unggas maupun ke manusia. Namun ia mengimbau, masyarakat tidak panik dan tetap menjaga protokol kesehatan.
Baca juga: Ancaman Kematian Akibat Flu Burung di Kamboja, Bakal Ada Pembatasan Perjalanan?
"Kalau ternyata dia H5N1 itu flu burung itu ada containment dari hewan-hewan unggas-unggas di sana. Surveilansnya harus kerja sama dengan kementerian pertanian nah itu sekarang yang kita lakukan," bebernya.
Menkes kemudian mengingatkan untuk selalu rajin cuci tangan dan pakai masker, terutama saat sakit.
"Gimana pencegahannya? Pakai masker, rajin cuci tangan, itu bagian dari pengawasan," sambung Menkes.
Artikel Menarik Lainnya:
