INDOZONE.ID - Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di Aceh menjadi sorotan tidak hanya di Indonesia, tapi seluruh dunia. Penyakit polio menyebabkan kelumpuhan, sehingga terjadi kecacatan permanen atau seumur hidup.
Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Raihan, SpA(K) menjelaskan, virus polio dapat menular melalui cemaran tinja yang mengandung virus polio di lingkungan, makanan, atau air.
"Virus polio ini bisa menyerang semua usia, tapi umumnya menyerang anak usia di bawah lima tahun. Virus ini bisa bertahan di dalam tinja seorang yang terinfeksi selama 100 hari," ucap dr Raihan, dalam Media Group Interview, Jumat (2/12/2022).
Infeksi virus polio dapat dicegah dengan mendapatkan imunisasi polio. Vaksin polio terdiri dari 2 macam yakni vaksin OPV (tetes) dan IPV (suntik).
Baca Juga: Banyak Orang Tua Tolak Imunisasi Polio karena Dianggap Membahayakan
Berkaca pada kasus di Aceh, menurut dr Raihan, masih banyak orangtua yang menolak anaknya menerima vaksin. Alasannya pun bermacam-macam.
"Hasil survei cepat (RCA) 10 November 2022, pada 26 rumah tangga dengan 33 anak usia 0-59 dan 49 anak kurang dari 15 tahun di Desa Mane, Kabupaten Pidie, hanya 8 anak atau 24 persen yang menerima imunisasi OPV lengkap dan tidak ada yang pernah mendapatkan IPV," katanya.
Dari hasil survei tersebut, didapatkan sembilan alasan orangtua menolak anaknya divaksin Polio dan alasan paling banyak karena takut efek samping (KIPI). Berikut beberapa alasan yang menjadi penyebab terhambatnya imunisasi polio di Pidie, Aceh:
Baca Juga: Polio Bisa Dicegah dengan Vaksinasi Lengkap serta Pola Hidup Bersih dan Sehat
1. Takut efek samping/KIPI
2. Tidak diizinkan ayah tanpa alasan
3. Pengasuh tidak mengerti imunisasi polio
4. Takut disuntik
5. Memiliki pengalaman tidak menyenangkan saat imunisasi
6. Keyakinan agama
7. Merasa anak tidak perlu mendapatkan imunisasi polio
8. Mendengar berita negatif soal imunisasi polio
9. Tidak tahu tempat menerima imunisasi
