Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara tegas mengungkap jika stunting berakibat fatal bagi masa depan. Meski begitu, orangtua bisa mencegah stunting pada anak.
Melalui Instagram resmi Kemenkes, terungkap sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting. Pertama ialah aksi gizi di sekolah.
"Pencegahan pada masa remaja yakni dengan aksi bergizi di sekolah. Mulai dari minum tablet tambah darah, melakukan aktivitas fisik, dan konsumsi makanan engan gizi seimbang," ungkap Kemenkes, seperti dikutip Indozone, Rabu (1/2/2023).
Cara kedua yang bisa dilakukan ialah pemeriksaan ibu hamil. Kemenkes menganjurkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan minimal enam kali.
Baca juga: Penting! Stunting Bisa Pengaruhi Keterbelakangan Mental hingga Risiko Kena Penyakit Kronis
"Apabila terindentifikasi anemia atau kurang gizi, segera konsultasi ke dokter/puskesmas," lanjutnya.
Setelah anak lahir kata Kemenkes, lakukan penimbangan terhadap anak secara rutin sebagai langkah pemantauan pertumbuhan.
"Setelah lahir, lakukan timbang anak secara rutin/bulanan sebagai bentuk pemantauan pertumbuhan. Apabila berat badan bayi tidak naik (weight falter) segera bawa ke dokter/puskesmas terdekat," beber Kemenkes.
Baca juga: Wakil Wali Kota Pontianak Komitmen Turunkan Kasus Stunting, Harap TPK Berperan Aktif
Selain itu kata Kemenkes, mencukupi kebutuhan protein hewani pada anak terbukti bisa mencegah stunting. Ini karena protein hewani memiliki kandungan asam amino esensial dan mikronutrient.
"Protein hewani memiliki kandungan asam amino esensial dan mikronutrient yang baik untuk tumbuh kembang anak. Konsumsinya diupayakan ditingkatkan kepada anak usia 6-23 bulan ketika menjalani masa MP-ASI," tandas Kemenkes.
