Pengobatan Baru untuk Pasien Kanker Limfoma Hodgkin

- Kamis, 14 November 2019 | 11:02 WIB
Acara Seminar Media tentang 'Harapan Baru Bagi Pasien Kanker Limfoma Hodgkin', di Raffles Hotel Ciputra World 1, Rabu (13/11). (Dok.Indozone/Astrid)
Acara Seminar Media tentang 'Harapan Baru Bagi Pasien Kanker Limfoma Hodgkin', di Raffles Hotel Ciputra World 1, Rabu (13/11). (Dok.Indozone/Astrid)

Limfoma Hodgkin merupakan salah satu jenis kanker getah bening (limfoma). Getah bening atau sistem limfatik terdiri atas kelenjar dan pembuluh yang tersebar di seluruh bagian tubuh. 

Sistem limfatik memiliki peran dalam mengontrol sistem kekebalan tubuh. Kanker Limfoma Hodgkin menyerang kelenjar getah bening yang terletak di leher dan kepala. 

Data Globocan 2018 menunjukkan ada 79.990 kasus baru dengan 26.167 yang tidak berhasil diselamatkan pada tahun 2018 diseluruh dunia. Di Indonesia sendiri terdapat 1.047 kasus baru dan 574 pasien meninggal pada tahun 2018. Insiden Limfoma Hodgkin biasanya memiliki dua kategori usia yaitu pada saat usia dewasa muda (20-24 tahun) dan lanjut usia (75-79 tahun). 

Dokter Spesialis Hematologi Onkologi Medik RSCM Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, mengatakan, Limfoma Hodgkin memiliki angka kesembuhan yang tinggi. Meski demikian, masih ada kemungkinan kecil (10-30 persen) kambuh. 

Pengobatan Limfoma Hodgkin yang kambuh, dokter Ikhwan melanjutkan akan dilakukan kemoterapi dengan dosis tinggi yang dilanjutkan dengan transplantasi sumsum tulang. Regimen kemoterapi untuk kasus Limfoma hodgkin kambuh tidak banyak mengalami perubahan dalam 30 tahun terakhir ini. Transplantasi sumsum tulang juga tidak selalu dapat dilakukan pada kasus Limfoma Hodgkin kambuh karena masalah finansial dan ketidakmampuan fisik terutama pasien-pasien usia lanjut.

“Saat ini terdapat inovasi pengobatan non transplantasi dengan Antibody Drug Conjugate (ADC) yang dikategorikan sebagai terapi bertarget. Obat pintar ini berbeda dengan kemoterapi karena mampu mengenali sel Limfoma Hodgkin melalui ikatan antara antibodi monoklonal antara anti-CD30 dengan CD30 yang berada di permukaan sel Limfoma Hodgkin," ujarnya di Raffles Hotel Ciputra World 1 pada Rabu (13/11).

"Obat pintar ini merupakan kombinasi antibodi dan zat sitotoksik yang disebut ADC. ADC ini mengandung dua komponen yaitu antibodi monoklonal anti-CD30 yang dinamakan Brentuximab dan monomethyl auristatin E (MMAE) yang merupakan agen anti-neoplastik sintetik dan dinamakan Vedotin. Sehingga obat pintar ini diberi nama Brentuximab Vedotin (BV)," ungkapnya.

Ia melanjutkan, BV bekerja dengan cara berikatan dengan CD30 di permukaan sel Limfoma Hodgkin untuk selanjutnya masuk ke dalam sel dan melakukan penghentian siklus kehidupan sel, sehingga terjadi apoptosis sel (kematian sel). 

Obat pintar ini diklaim akan bekerja dengan cara mengenali dan menghancurkan hanya sel Limfoma Hodgkin saja dan tidak menghancurkan sel lainnya. Sehingga, efek samping yang ditimbulkannya relatif lebih ringan dibandingkan kemoterapi pada umumnya.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X