Fenomena Vaksinasi Menurun 3 Pekan Terakhir, Waspada Ancaman Gelombang Ketiga 

- Rabu, 24 November 2021 | 10:04 WIB
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 kepada warga lanjut usia (lansia) di Desa Tenggela, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Senin (22/11/2021). (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin).
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 kepada warga lanjut usia (lansia) di Desa Tenggela, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Senin (22/11/2021). (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin).

Laju vaksinasi Covid-19 terlihat mengalami penurunan dalam tiga pekan terakhir menjadi sorotan berbagai pihak. Pemerintah pun diimbau untuk mewaspadai adanya ancaman gelombang ketiga.

Data penurunan ini mengacu kepada catatan Kementerian Kesehatan perihal penyuntikan vaksinasi ke masyarakat.  Laju vaksinasi harian tidak menyampai 2 juta dosis perharinya. 

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah harus mencari faktor penyebab adanya penurunan dosis vaksinasi kepada masyarakat.

"Laju vaksinasi tidak lagi menyentuh 2 juta suntikan. Pemerintah harus memeriksa faktor penyebabnya. Penurunan ini  akan  berdampak pada target  capaian herd immunity, padahal kita masih sedang berlomba dengan transmisi virus," ujar Netty, Rabu (24/11/2021).

Menurut Netty pernyataan Menteri Kesehatan Budi Sadikin yang mengatakan, salah satu faktor penyebab turunnya laju vaksinasi dikarenakan masyarakat ragu dengan jenis vaksin selain Sinovac, haruslah diantisipasi. Sehingga masyarakat mau melakukan vaksinasi.

"Seharusnya ini dimitigasi sejak awal dengan memberi  pemahaman kepada  masyarakat bahwa vaksin lain, seperti, AstraZaneca dan Pfizer,  yang sudah mendapat EUA  juga aman," ujarnya.

Selain itu Politisi PKS ini berujar pemerintah perlu memberikan sosialisasi dan  edukasi yang masif dan akurat pada masyarakat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap vaksin selain Sinovac.

-
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 ke seorang mahasiswa di Puskesmas Bende, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (24/11/2021). (ANTARA FOTO/Jojon/wsj).

Baca Juga: Amerika Serikat Tetapkan Indonesia di Level 1, Setara Dengan Negara Mana Saja?

"Gandeng pihak-pihak yang memiliki pengaruh di tengah masyarakat. Jadikan mereka sebagai promotor yang secara tidak langsung bisa 'menggaransi' bahwa vaksin yang disuntikkan itu aman," imbau Netty.

Disisi lain dia juga memberikan pandamgan terkait  adanya wacana pemberian vaksin booster gratis dan berbayar kepada masyarakat oleh pemerintah. Dia mengaku setuju jika hal tersebut dilakukan pasca mereka yang sudah menerima vaksin lebih dari enam bulan.

"Namun jangan sampai vaksin booster berbayar ini  menghilangkan kewajiban pemerintah untuk memberikan vaksin dosis lengkap secara gratis kepada masyarakat. Saat ini masih banyak  masyarakat yang belum  mendapatkan vaksin dosis lengkap," katanya.

Kemudian terpenting menurut Netty adalah capaian target vaksinasi terhadap kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak dan lansia.  Netty pun mengingatkan pemerintah agar tetap waspada dan menyiapkan langkah antisipasi, utamanya menghadapi agenda natal dan tahun baru.

"Meskipun ada klaim bahwa 80 persen penduduk telah terinfeksi varian Delta melalui vaksinasi,  namun bukan berarti kita aman dari ancaman gelombang ketiga. Sebab imunitas alamiah yang terbentuk tidak bisa diandalkan  jika yang menyerang adalah strain virus  baru," ujarnya.

Langkah antisipasi yang harus diperhatikan pemerintah, kata Netty,  antara lain dengan memperhatikan pengetatan mobilitas penduduk,  menggenjot vaksinasi dan disiplin prokes.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X