Alasan Mengapa Anemia Lebih Berisiko Dialami oleh Wanita haid dan Ibu Hamil

- Minggu, 24 Januari 2021 | 14:45 WIB
Ilustrasi Anemia. (Photo/Ilustrasi/familydoctor.org)
Ilustrasi Anemia. (Photo/Ilustrasi/familydoctor.org)

Dibanding lelaki, ternyata kondisi anemia lebih berisiko dua kali lipat untuk dialami oleh perempuan. Hal ini karena perempuan mengalami menstruasi dan kehamilan.

Anemia adalah kondisi kekurangan sel darah merah, sehingga membuat pasokan oksigen yang diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel darah merah berkurang. Gejalanya meliputi pusing, pucat, lemas, mudah lelah, hingga sering hilang kesadaran.

Guru Besar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Prof dr Endang L Achadi, MPH, Dr PH mengatakan perempuan yang tidak menjaga pola makan bergizi seimbang, khususnya menjadi kebutuhan asupan zat besi lebih berisiko mengalami anemia sesaat, sebelum dan sesudah menstruasi.

Baca Juga: 7 Makanan Sehat untuk Diet bagi Penderita Anemia, Kaya Zat Besi

"Itulah kenapa pencegahan anemia sangat penting, karena anemia di Indonesia termasuk tinggi," ujar Prof. Endang.

Sedangkan risiko anemia yang membayangi ibu hamil, berkaitan erat dengan defisiensi atau kekurangan zat besi yang sudah dialami perempuan sebelum dan saat mengandung.

"Ini karena pada saat sebelum hamil itu ia sudah menderita anemia, tapi ada perempuan yang walaupun tidak menderita anemia, dia kekurangan zat besi saat hamil," terang Prof. Endang.

Saat hamil zat besi jadi nutrisi vital untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Itulah mengapa kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat 2 hingga 3 kali lipat karena jumlah darah yang bertambah 35 persen.

"Pada saat hamil kebutuhan zat besi sangat meningkat baik untuk dirinya maupun untuk anaknya. Tapi saat dibutuhkan ternyata tidak ada zat besi yang cukup, sehingga mengalami anemia saat hamil," pungkasnya.

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X