Mengenal Penyebab Timbulnya Phobia

- Jumat, 13 September 2019 | 09:04 WIB
Ilustrasi phobia. (Pixabay/Mohamed_Hassan)
Ilustrasi phobia. (Pixabay/Mohamed_Hassan)

Rasa takut merupakan emosi wajar yang dimiliki manusia. Namun, rasa takut tersebut dapat menjadi penyakit jika dinilai tak wajar atau berlebihan. Dalam ilmu kejiwaan, rasa takut atau kecemasan yang berlebihan terhadap sesuatu disebut juga dengan fobia (phobia). 

Bagi orang yang tak memiliki phobia, mereka akan bertanya-tanya atau heran mengenai ketakutan seperti apa yang dirasakan orang yang mengidap phobia.

Phobia berpotensi mengganggu aktivitas seseorang dalam keseharian. Jika tak bisa mengatasi permasalahan psikologisnya, hal ini akan menjadi hambatan yang harus dihadapinya, terlebih ketika tidak ada siapa pun yang bisa menemani atau mengerti kondisinya.

Seperti dilansir dari Webmd, faktor terbesar munculnya phobia adalah riwayat keluarga. Ini karena seseorang yang memiliki riwayat keluarga cenderung lebih berisiko untuk memiliki phobia jika dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga pengidap phobia. Dalam beberapa kasus, phobia juga bisa terjadi pada anak yang dibesarkan oleh orangtua pengidap gangguan kecemasan.

Phobia terbagi menjadi dua sifat, yakni phobia spesifik dan phobia kompleks. Phobia spesifik biasanya disebabkan oleh trauma masa lalu misalnya yang dialami oleh penderita ketika masa kanak-kanak atau remaja. Sementara phobia kompleks justru terjadi ketika penderitanya beranjak dewasa.

Berikut ini jenis-jenis phobia spesifik:

  1. Acrophobia: rasa takut terhadap ketinggian. Mereka yang mengidap acrophobia akan menghindari tempat-tempat tinggi seperti pegunungan, jembatan, dan bangunan tinggi. Gejala yang muncul bisa berupa pusing, vertigo, keringat dingin, dan perasaan ingin pingsan saat berada di ketinggian.
  2. Claustrophobia: rasa takut terhadap tempat sempit. Dalam kasus lebih parah, orang dengan claustrophobia menghindari naik lift, bahkan kendaraan seperti mobil.
  3. Aviatophobia: takut akan terbang.
  4. Dentophobia: ketakutan terhadap dokter gigi atau prosedur yang dilakukan oleh dokter gigi. Dentophobia biasa muncul setelah mengalami pengalaman tidak menyenangkan saat mengunjungi dokter gigi.
  5. Hemophobia: takut terhadap darah atau luka. Mereka yang memiliki hemophobia bahkan bisa pingsan jika dihadapkan dengan darah atau luka baik yang berasal dari dirinya sendiri maupun orang lain.
  6. Arachnophobia: rasa takut terhadap laba-laba.
  7. Cynophobia: rasa takut terhadap anjing.
  8. Ophidiophobia: rasa takut terhadap ular.
  9. Nyctophobia: Rasa takut terhadap malam hari atau kegelapan. Rasa takut ini biasa terjadi pada anak kecil, namun jika rasa takut tidak hilang atau malah bertambah parah hingga dewasa, maka dapat disebut sebagai phobia.

Sementara Phobia kompleks biasanya berbentuk seperti takut berbicara di depan umum, takut bersosialisasi seperti:

  1. Glossophobia: merasa takut untuk berbicara di depan umum, bahkan memikirkannya dapat menyebabkan penderitanya mengalami gangguan fisik yang signifikan seperti misalnya keringat dingin, lemas, dan sakit perut.

Gejala phobia biasanya ditandai dengan rasa takut yang berlebihan ketika berada pada situasi atau melihat objek yang dapat memicu rasa takutnya. Ketakutan ini biasanya disertai dengan perasaan pusing, mual, dada sesak dan nyeri, detak jantung meningkat, tubuh gemetar, mulut terasa kering juga sesak napas.

Terapi psikologi bisa menjadi bentuk penanganan terhadap phobia. Terapi ini membantu pasien mengubah pola pikir, cara pandang juga bagaimana menghadapi suatu masalah. Jika kamu memiliki suatu phobia yang sudah sangat parah dan mengganggu, terapi ini patut untuk dicoba.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X