Bisakah Telemedicine Tingkatkan Akses Pelayanan Kesehatan ke Masyarakat?

- Sabtu, 27 Juni 2020 | 12:52 WIB
Ilustrasi telemedicine. (Pexels/Bongkarn Thanyakij)
Ilustrasi telemedicine. (Pexels/Bongkarn Thanyakij)

Sejak merebaknya wabah Covid-19 di Indonesia, penggunaan aplikasi digital kesehatan semakin meningkat. Banyak masyarakat yang beralih ke layanan telemedicine untuk konsultasi karena takut terinfeksi virus corona baru atau SARS-CoV-2 apabila berkunjung ke fasilitas kesehatan.

Sebaliknya, banyak pula fasilitas kesehatan yang juga memilih konsultasi dilakukan secara online untuk meminimalisir jumlah kunjungan pasien. Sebab semakin banyak orang di suatu tempat, maka semakin besar risiko tertular virus SARS-CoV-2.

Di sisi lain, ada pula kekhawatiran dari tenaga kesehatan yang juga takut tertular. Oleh karenanya telemedicine dianggap sebagai solusi.

Rico Mardiansyah SH, MH, perwakilan aplikasi SehatPedia Kementerian Kesehatan RI mengatakan, digital kesehatan memang sudah mengalami peningkatan sejak 3 tahun terakhir. Salah satu alasannya karena kemudahan mengakses aplikasi. Sedangkan di tengah pandemi Covid-19, layanan telemedicine digunakan untuk berkonsultasi dengan dokter.

“Secara tidak langsung telemedicine memperluas akses masyarakat ke pelayanan kesehatan. Harapannya telemedicine dapat memperkecil disparitas (jarak) pelayanan kesehatan di daerah yang tidak terjangkau,” ujar Rico, Sabtu (27/6/2020).

Dalam diskusi online We The Health 2020 yang bertajuk ‘Peran Swasta dan Pemerintah dalam Peningkatan Pelayanan Sektor Kesehatan di Daerah’, Rico mengatakan di masa pandemi Covid-19, layanan telemedicine dapat membantu mencegah penularan virus SARS-CoV-2. Oleh karenanya, ia mengimbau fasilitas kesehatan mengembangkan pelayanan jarak jauh lewat telemedicine.

“Dengan begitu dapat memilah mana pasien yang butuh pelayanan segera di rumah sakit, mana pasien yang bisa di rumah saja  dan melakukan perawatan dengan mendapat obat sesuai saat sesi konsultasi,” kata Rico.

Di sisi lain, meskipun penggunaan telemedicine mengalami peningkatan, dalam pengembangannya tetap harus memerhatikan dua aspek yaitu privasi dan keamanan.

Dengan adanya dua aspek tersebut, maka bisa membangun kenyamanan masyarakat untuk tetap menggunakan aplikasi tersebut. Selain itu, aplikasi harus bersifat inklusif sehingga mampu memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat termasuk di pedesaan.

“Konsep digital kesehatan bukan hanya menyediakan pelayan kesehatan jarak jauh tapi juga meningkatkan pelayanan yang efisien secara kesehatan. Tenaga kesehatan harus memastikan pengobatan berpusat pada pasien. Pendekatan bukan semata mengandalkan teknologi tapi berupaya memberikan sentuhan personal sehingga masyarakat nyaman,” pungkas Rico.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X