Awas! Sindrom Pasca-COVID Bisa Menyerang Segala Usia, Termasuk Anak Muda

- Kamis, 27 Januari 2022 | 14:25 WIB
Ilustrasi demam. (Freepik)
Ilustrasi demam. (Freepik)

Post-COVID Syndrom atau sindrom pasca-COVID bisa menyerang siapa saja. Berusia muda dengan gejala-gejala yang ringan tidak menjamin bagi para penyintas COVID-19 terbebas dari Sindrom pasca-COVID.

Sindrom pasca-COVID sendiri merupakan sejumlah masalah kesehatan atau gejala yang baru kembali muncul atau terus terjadi selama 4 minggu setelah seseorang terpapar COVID-19.

Meski banyak penyintas COVID-19 yang kondisinya membaik setelah dinyatakan negatif, namun sebagian penderita justru mengalami sindrom pasca-COVID yang gejalanya menetap selama beberapa waktu setelah sembuh.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, RS Pondok Indah - Puri Indah, dr Desilia Atikawati, Sp.P, FAPSR.

"Penderita COVID-19 usia berapa pun dapat mengalami sindrom pasca-COVID, meski lebih sering ditemukan pada usia dewasa dibandingkan grup usia anak atau remaja, tetapi kelompok anak dan remaja tetap berisiko mengalaminya," tutur dr Desilia.

Berdasarkan hasil penelitian, gejala jangka panjang pada anak, baik yang memiliki gejala ringan atau berat (termasuk multisystem inflammatory syndrome, MIS) ditandai dengan:

Baca juga: Menyerang Anak Pasca-positif COVID-19, Apa Itu MIS-C?

  • Kelelahan
  • Pusing
  • Gangguan tidur
  • Gangguan konsentrasi
  • Nyeri otot dan sendi
  • Batuk

MIS adalah kondisi di mana berbagai organ tubuh mengalami inflamasi, termasuk jantung, paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau sistem pencernaan. Hingga saat ini, belum diketahui apa yang menjadi penyebabnya.

Sindrom pasca-COVID sendiri tidak hanya terjadi pada penyintas COVID-19 yang bergejala berat saja. Mereka yang bergejala ringan, bahkan tidak bergejala, juga bisa mengalaminya.

Adapun gejala-gejala yang sering dialami orang yang mengalami sindrom pasca-COVID yaitu sesak napas/sulit bernapas lega dan mudah lelah.

Adapun gejala yang dirasa memburuk setelah aktivitas/post-exertion malaise yaitu:

  • Kesulitan berkonsentrasi/brain fog
  • Batuk
  • Nyeri dada/perut
  • Pusing
  • Rasa berdebar
  • Nyeri otot/sendi
  • Rasa kesemutan
  • Diare
  • Gangguan tidur
  • Demam
  • Pusing ketika berdiri/lightheadedness
  • Ruam kulit
  • Perubahan suasana hati
  • Perubahan kemampuan indra penciuman/perasa
  • Perubahan siklus menstruasi
  • Rambut rontok

Penelitian Lancet yang dipimpin oleh ilmuwan dari University College London (UCL), merupakan penelitian peer-reviewed terbesar tentang sindrom pasca-COVID yang melibatkan 3.765 partisipan dari 56 negara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari 91 persen partisipan membutuhkan waktu lebih dari 35 minggu untuk pulih sepenuhnya.

Selama sakit, partisipan mengalami rata-rata 55,9 gejala yang melibatkan 9,1 sistem organ. Gejala yang paling sering ditemukan setelah bulan keenam adalah kelelahan, post-exertion malaise serta gangguan kognitif.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Stop! Inilah 7 Bahaya dari Kebiasaan Menggigit Kuku

Selasa, 16 April 2024 | 09:00 WIB

6 Tips yang Membantu Mempertahankan Kesehatan Mata

Selasa, 16 April 2024 | 07:00 WIB

6 Manfaat Mencuci Tangan untuk Kesehatan

Senin, 15 April 2024 | 16:00 WIB
X