Seorang perempuan berusia 60 tahun dari Changde, Hunan dilaporkan terinfeksi flu burung H5N6.
"Perempuan itu mengalami gejala pertama pada 3 Oktober, lalu dirawat pada 13 Oktober. Pasien dalam kondisi kritis," kata Departemen Kesehatan Hong Kong, dikutip dari BNO News, Selasa (19/10).
Wanita tersebut diketahui berusia 60 tahun dan merupakan seorang petani. Ia dilaporkan berinteraksi dengan unggas mati sebelumnya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, flu burung H5N6 merupakan penyakit yang telah membunuh lebih dari setengah mereka yang terinfeksi.
Bulan lalu, penelitian yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian Penyakit China mengidentifikasi beberapa mutasi dalam 2 kasus flu burung H5N6.
"Meningkatnya keragaman genetik dan distribusi geografis H5N6 menimbulkan ancaman serius bagi industri unggas dan kesehatan manusia," ujar peneliti.
"Kasus flu burung yang kian menjadi tren pada manusia menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting dan tidak bisa diabaikan," sambungnya.
Dari bukti hingga saat ini, H5N6 diketahui belum menularkan virusnya dari unggas ke manusia. Namun dari laporan CDC Eropa, flu burung H5N6 sudah terdeteksi pada mamalia seperti rubah, babi dan anjing laut, yang artinya virus tersebut mulai beradaptasi dan ada kemungkinan bisa menular ke manusia.
Sejalan dengan hal itu, WHO mengatakan bahwa perlu meningkatkan kewaspadaan dan lebih memahami resiko dan peningkatan kasusnya pada manusia.
