Nakes Berperan Penting Dorong Ibu Berikan ASI Eksklusif untuk Bayinya

- Jumat, 13 Agustus 2021 | 06:01 WIB
Ilustrasi ibu menyusui. (Unsplash/@sickhews)
Ilustrasi ibu menyusui. (Unsplash/@sickhews)

Tenaga kesehatan berperan penting dalam mendorong pemberian ASI eksklusif seorang ibu kepada bayinya. Karena itu, fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan diharapkan tidak mempromosikan susu formula bagi bayi, serta hal lainnya yang tidak mendukung ASI eksklusif.

Panduan keberhasilan menyusui juga tertuang dalam 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM). dr. Utami Roesli, Sp.A., MBA, IBCLC., FABM menjelaskan, 10 LMKM ini diharapkan dapat menciptakan layanan kesehatan maternitas yang ramah bayi dan memastikan ASI eksklusif saat, di, dan sampai pulang dari fasilitas kesehatan, bahkan setelahnya.

"Pertama, kebijakan faskes untuk mendukung ibu menyusui dengan tidak mempromosikan susu formula bagi bayi, botol dot maupun empeng, dan membuat panduan layanan dukungan menyusui dan menjaga kesinambungan dukungan menyusui," kata dr. Utami dalam webinar "Busui & Nakes Wajib Tahu: Kupas Tuntas Menyusui di Masa Pandemi", Kamis (12/8/2021).

Kedua, peningkatan kompetensi nakes dengan melatih staf faskes agar kompeten untuk mendukung ibu menyusui dan menilai pengetahuan dan keterampilan nakes. Lalu berdiskusi dengan ibu hamil dan keluarganya tentang pentingnya manajemen menyusui.

"Kemudian memfasilitasi kontak kulit dini ibu bayi selama minimal satu jam dan mendorong ibu untuk memulai menyusui dini segera setelah melahirkan pada usia bayi kurang dari satu jam," jelasnya.

Selanjutnya, nakes diharapkan memberi dukungan pada ibu yang mulai menyusui dini dan mempertahankan menyusui serta mengatasi masalah menyusui yang umum.

"Lalu bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman lain kecuali atas indikasi medis," lanjutnya.

BACA JUGA: Apakah Virus Corona Bisa Menular Melalui ASI?

Langkah selanjutnya adalah memungkinkan ibu dan bayi tetap dirawat bersama selama 24 jam setelah melahirkan. Kemudian mendukung ibu mengenali dan merespons saat bayi menunjukkan tanda lapar.

Nakes juga diharapkan memberi konseling pada ibu tentang penggunaan, bahaya, dan risiko pemberian botol, dot, dan empeng. Terakhir, berkoordinasi saat ibu pulang; kemana dan di mana bisa mendapatkan bantuan dukungan menyusui tepat waktu berkesinambungan saat sudah di rumah.

Di sisi lain, Pengurus Pusat ikatan Bidan Indonesia, Laurensia Lawintono mengimbau bidan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan menyusui di faske maupun klinik bidan, mengingat 82,4 persen pelayanan antenatal care diberikan oleh bidan.

"Menyusui adalah salah satu investasi terbaik untuk kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan, perkembangan sosial serta ekonomi individu dan bangsa," tandas Bidan Laurensia.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

X