Berpikir Keras Bisa Membakar Kalori, Benarkah Demikian?

- Senin, 11 November 2019 | 14:29 WIB
Ilustrasi berpikir/Pexels
Ilustrasi berpikir/Pexels

Setiap orang punya beban pikiran masing-masing. Disadari atau tidak, kita mungkin pernah merasa sangat lapar setelah berpikir keras. Hal itu dikarenakan adanya penyerapan energi pada otak karena dipaksa untuk berpikir.

Saat tubuh tidak melakukan banyak aktivitas, otak menguras sekitar 20 persen hingga 25 persen dari keseluruhan energi tubuh. Artinya, rata-rata seseorang menghabiskan 350 atau 450 kalori.

-
photo/Ilustrasi/Pexels

"Dalam usia rata-rata 5-6 tahun, otak dapat menggunakan lebih dari 60% energi tubuh," kata Doug Boyer, seorang profesor antropologi evolusi dari Duke University, dikutip dari Live Science.

Menurut profesor psikologi dan ilmu saraf perilaku di University of Albany, New York, Amerika Serikat, gula merupakan sumber utama otak. Saat melakukan aktivitas kognitif yang berat, maka otak butuh lebih banyak glukosa. Misalnya, ketika kita menghafal sesuatu yang sulit.

Artinya, setiap hari seseorang membakar sekitar 320 kalori hanya untuk berpikir. Diperkirakan, orang yang melakukan pekerjaan kognitif dan menantang selama delapan jam, dapat membakar sekitar 100 kalori.

-
photo/Ilustrasi/Pexels

Sejatinya, otak tidak pernah benar-benar istirahat, sekali pun ketika dalam kondisi tidur. Saat tidur, otak membutuhkan bahan bakar untuk terus mengeluarkan sinyal antar sel. Tujuannya, untuk menjaga fungsi tubuh.

Lantas, benarkah berpikir keras dapat membakar kalori?

Pertanyaan di atas mungkin pernah terbesit dalam pikiran kita. Faktanya, berpikir keras benar dapat membakar kalori. Apalagi, jika seseorang melakukan kegiatan kognitif yang sulit.

-
photo/Ilustrasi/Pexels

Kegiatan itu misalnya belajar memainkan alat musik, bermain catur secara intens, atau berlatih hal lain yang membutuhkan waktu cukup lama untuk mencernanya.

"Ketika Anda berlatih untuk mempelajari sesuatu yang baru, otak Anda beradaptasi untuk meningkatkan transfer energi di daerah (otak)," demikian menurut Claude Messier, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di University of Ottawa di Kanada.

-
photo/Ilustrasi/Unsplash

Namun, Messier menjelaskan bahwa otak bisa menjadi lebih terampil jika terbiasa digunakan untuk melakukan tugas sulit tertentu. Nantinya, otak hanya butuh lebih sedikit energi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X