Ternyata Ini Alasan Kenapa Orang Tetap Kurus Meskipun Doyan Makan

- Sabtu, 29 Februari 2020 | 15:04 WIB
Ilustrasi orang kurus makan. (unsplash/Mike Mayer)
Ilustrasi orang kurus makan. (unsplash/Mike Mayer)

Urusan berat badan sering kali menjadi masalah sensitif bagi kebanyakan orang, baik itu perempuan maupun lelaki. Pasalnya, seseorang tak akan suka jika berat badannya diketahui oleh orang lain. Apalagi bagi mereka yang memiliki berat badan berlebih alias gemuk.

Mereka yang masuk dalam golongan orang gemuk selalu identik dengan kebiasaan makan. Begitu juga sebaliknya, orang kurus malah dinilai jarang makan.

-
Ilustrasi orang kurus makan. (unsplash/Louis Hansel)

Nyatanya, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar lho! Ada sebagian orang yang suka makan dan dalam porsi banyak, masih tetap kurus. Mungkin, orang-orang seperti ini ada di sekitarmu. Duh, rasanya beruntung banget ya doyan makan tapi angka di timbangan nggak nambah-nambah. Kondisi ini tentu saja membuat banyak orang iri.

Tapi, pernahkah kalian bertanya-tanya, kenapa orang bisa tetap kurus padahal doyan makan dalam porsi yang banyak?

Ternyata, kondisi tersebut bergantung pada kode genetik unik seseorang. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Cambridge, membuktikan bahwa beberapa orang yang memiliki kode genetik unik bisa membuat berat badan mereka selalu terjaga, bahkan saat mereka mengonsumsi banyak makanan.

-
Ilustrasi wanita makan. (unsplash/Angelos Michalopoulos)

Dengan melibatkan sebanyak 14 ribu DNA orang, para peneliti membagi DNA tersebut dalam beberapa kelompok untuk mengetahui bagaimana gen tersebut mempengaruhi berat badan seseorang.
 
Seorang profesor di Wellcome-MRC Institute of Metabolic Science di University of Cambridge, Sadaf Farooqi, pemimpin dalam penelitian yang didukung oleh European Research Council dan Wellcome mengungkapkan tujuan dari "Belajar Menuju Ramping dan Subjek Tipis," atau "STILTS" adalah untuk memeriksa bagaimana dan mengapa beberapa orang bisa tetap langsing meski sudah banyak makan.

-
Ilustrasi orang gemuk makan. (WebMD)

Berdasarkan studi yang sebelumnya dilakukan, gen yang salah bertanggung jawab terhadap obesitas parah di usia muda.

Profesor Farooqi dan timnya, bekerja sama dengan Dr. Ines Barroso dari Wellcome, mengumpulkan dan membandingkan sebanyak 14.000 DNA. 1.622 DNA di antaranya memiliki badan yang kurus dari kelompok STILTS. Sedangkan, 1.985 narasumber lainnya memiliki berat badan gemuk dan 10.433 sisanya memiliki berat badan normal.

Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa beberapa varian genetik berkaitan dengan obesitas. Namun, baru-baru ini, tim peneliti telah menemukan daerah genetik baru yang mempengaruhi badan tetap langsing.

-
Ilustrasi wanita sedang makan. (unsplash/Pablo Merchan Montes)

Untuk mengetahui bagaimana gen tersebut mempengaruhi berat badan seseorang, tim peneliti melakukan perhitungan terhadap semua varian genetik yang berbeda dan menghasilkan skor risiko genetik.

Dari penelitian itu didapat kesimpulan bahwa orang gemuk memiliki skor risiko genetik lebih tinggi yang membuatnya jadi mudah mengalami kenaikan berat badan ketimbang mereka yang dengan berat badan normal.

Di sisi lain, orang kurus memiliki skor risiko genetik yang jauh lebih rendah. Mereka juga diketahui kekurangan varian genetik yang bertanggung jawab sebagai penyebab obesitas.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X