Telat makan seringkali dianggap sepele oleh sebagian orang. Padahal, jika kebiasaan ini terus menerus dilakukan bisa menimbulkan masalah kesehatan yang cukup serius.
Bahkan, menurut ahli, telat makan tidak hanya bisa sebabkan diabetes tapi juga bisa meningkatkan risiko gangguan kecemasan hingga depresi.
Menurut peneliti, makan telat secara konsisten mengubah fungsi fisiologis dan proses biologis yang terlibat dalam pengaturan asupan energi, pengeluaran serta penyimpanan, dan masing-masing hal ini mengarah pada penambahan berat badan.
Baca juga: 5 Penyebab Mimpi Buruk di Malam Hari, Termasuk Stres dan Telat Makan Malam
Dalam hal ini, peneliti telah melakukan survei dengan melibatkan 16 peserta yang dianggap kelebihan berat badan alias obesitas. Mereka menyelesaikan dua protokol laboratorium yakni makan awal dan makan telat (empat jam lebih terlambat).
Mereka juga memiliki jadwal tidur dan bangun yang tetap selama dua hingga tiga minggu sebelum protokol laboratorium. Selain itu mereka juga mengikuti diet ketat di rumah dalam tiga hari menjelang itu.
Selama di laboratorium, para peserta mendokumentasikan rasa lapar dan nafsu makan mereka. Sampel penting seperti sampel darah, suhu tubuh, pengeluaran energi dan biopsi jaringan adiposa, juga dikumpulkan.
Baca juga: Jangan Biasakan Telat Makan, Ini Dampak Buruk yang Mengintai
Hasilnya, empat jam kemudian membuat perbedaan yang signifikan antara rasa lapar, cara tubuh membakar kalori setelah makan hingga cara tubuh menyimpan lemak dari mereka yang telat makan dan makan tepat waktu.
"(Kami) menemukan makan empat jam kemudian membuat perbedaan yang signifikan untuk tingkat rasa lapar kita, cara tubuh membakar kalori setelah makan, dan cara kita menyimpan lemak," kata peneliti studi Nina Vujovic dari Brigham's Division of Sleep and Circadian Disorders.
