Belakangan media sosial Twitter, dibuat heboh dengan seorang TikToker Zhico Nofriandika atau yang dikenal dengan sapaan Tukiyem, memergoki pacarnya berselingkuh dengan pria lain saat hendak memberikan kejutan.
Terlalu sakit hati, Zhico Nofriandika bahkan menunjukkan indikasi ingin bunuh diri melalui curahan hati di akun Instagram pribadinya.
Menanggapi kasus ini, psikolog klinis Annisa Mega Radyani, M.Psi dari Ohana Space memberikan beberapa cara dalam menghadapi seseorang yang memiliki keinginan bunuh diri.
1. Membantu Merasa Aman
Penting bagi orang terdekat untuk memastikan seseorang yang memiliki keinginan bunuh diri, merasa aman.
"Membantu mereka menjauhi benda-benda tajam, benda-benda berbahaya, atau menjaga mereka dari hal-hal yang memicu keinginan bunuh diri mereka lebih besar," ujar Annisa saat dihubungi Indozone, Kamis (3/11/2022).
2. Jadi Tempat Bercerita
Menjadi teman atau tempat bercerita yang aman penting bagi seseorang yang memiliki keinginan bunuh diri. Caranya bisa dengan menanyakan perasaan yang dirasakan secara berkala.
"Coba temani dia dan menanyakan secara aktif apa yang dia rasakan, apa yang membuat dan memicu dia ingin bunuh diri," tambahnya.
Lebih lanjut wanita yang akrab disapa Ica itu menegaskan, penting untuk tidak menghakimi dan hanya mendengarkan.
"Kita harus mendengarkan dulu tanpa menghakimi, hindari penghakiman atau komentar yang membuat dia merasa semakin buruk. Intinya temani," tegasnya.
3. Memberikan Ucapan Positif
Cara selanjutnya saat menghadapi orang yang ingin bunuh diri adalah meyakinkan orang tersebut bahwa banyak hal-hal berarti di dunia ini dan ia merupakan yang berarti.
"Tanyakan ke dia apa yang membuat dia bertahan hidup hingga hari ini dan hal-hal yang melindungi dia selama ini," tambahnya.
4. Arahkan ke Profesional
Mendampingi atau membantu seseorang yang ingin bunuh diri tidak bisa dilakukan secara sendirian. Disarankan untuk mendampingi orang tersebut ke profesional.
"Arahkan dia ke profesional biar dia bisa lepas dan dia bisa ditangani secara lebih baik dengan profesional. Kita sendiri (orang yang membantu dan mendampingi) juga memiliki keterbatasan energi dan waktu, jadi lebih baik kita temani dia agar bisa dibantu lebih jauh oleh profesional," pungkasnya.
