Stunting Jadi Masalah Gizi Terbesar pada Bayi di Indonesia, Ternyata Ini Penyebabnya

- Jumat, 14 April 2023 | 08:39 WIB
Ilustrasi anak stunting (Freepik/jcomp)
Ilustrasi anak stunting (Freepik/jcomp)

Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan, stunting menjadi salah satu masalah gizi terbesar yang terjadi pada banyak bayi di Indonesia.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menyebutkan, Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam dan kekayaan bumi justru tidak menjadikannya bebas dari masalah kurang gizi.

"Prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa stunting merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada bayi di Indonesia," kata Hasto, ketika mengunjungi Kelurahan Kebagusan di Jakarta Selatan, Kamis (13/4/2023).

"Indonesia sebagai salah satu negara dengan sumber daya alam dan kekayaan bumi yang beragam ternyata tidak menjadikan negara kita bebas dari masalah kurang gizi," sambungnya.

Dia mengatakan, di tahun 2019 jumlah kasus stunting di Indonesia mencapai 29,67 persen atau lebih tinggi dari dari angka standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 20 persen.

Baca juga: Stunting Dipengaruhi Asupan Makanan dan Obat, Pakar: Ditentukan Sejak dalam Kandungan

-
Ilustrasi anak stunting (Freepik/creativeart)

Dari jumlah tersebut, sekitar sembilan juta balita di Indonesia saat itu mengalami stunting, yang artinya 1 dari 3 bayi yang dilahirkan terdiagnosa stunting.

Kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi hingga kini masih dinilai memperburuk jumlah angka prevalensi stunting. Dimana seluruh aspek jadi terpengaruh terutama perekonomian yang berdampak pada tumbuh kembang anak.

Hasto menyoroti permasalahan terbesar dalam pengentasan stunting adalah masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya stunting. Stunting terbukti dapat menurunkan kemampuan intelektual anak mengikuti pelajaran di sekolah.

Stunting bahkan membuat anak tidak mampu tinggi optimal dan mudah terkena penyakit, seperti central obes (gemuk di bagian tengah) dan penyakit metabolik lainnya.

Selain itu, sikap masyarakat yang masih mengabaikan gizi seimbang dan kebersihan, pernikahan muda, serta pernikahan yang tidak dipersiapkan dengan baik, kasus 4Terlalu (hamil terlalu di usia terlalu muda, hamil di usia terlalu tua, hamil terlalu sering, hamil terlalu banyak) dalam kehamilan dan kelahiran, turut menjadi penyebab utama anak terkena stunting.

“Selain itu pola asuh, dan sanitasi yang tidak memadai juga menjadi penyebab dari terjadinya kasus stunting,” ujarnya.

Dengan urgensi yang begitu besar, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Baca juga: Menko PMK Minta Pemda Sisihkan APBD untuk Penanganan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X