Beberapa waktu lalu, influencer Gita Savitri menuai kecaman setelah membalas komentar salah satu netizen. Dalam cuitannya tersebut, ia menyinggung salah satu penyakit yang kerap mengidap anak pada masa pertumbuhan, yakni stunting.
"Gw udah bacot-bacot, point yang bisa lo dapet adalah ‘Gita emang merasa paling bener’ ya sis? Dulu lo stunting kali ya makanya agak lamban," tulis Gita di kolom komentar itu seperti dilihat Indozone.
Menanggapi komentar tersebut, psikolog sosial Endang Mariani mengatakan, penyakit stunting tidak bisa digeneralisasi berdasarkan perilaku seseorang. Menurutnya, faktor penyebab anak menjadi stunting itu bisa berbagai hal.
Baca Juga: 6 Tips Cegah Anak dari Stunting, Orangtua Wajib Terapkan!
"Kalau dari sisi psikologi sosial, faktor-faktor stunting itu banyak. Gizi utama saat dikandungan, bagamana kita mendidik anak, gimana sosialisasi anak," katanya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022).
Endang menegaskan, tingkat kecerdasan bukan sebagai tolak ukur dalam menetukan seseorang terkena penyakit stunting.
"Jadi enggak bisa digeneralisir untuk menentukan stunting kan ada ukurannya. Seorang anak dianggap gizi buruk, ini dianggap kurang (nutrisi), tapi ini dinyatakan atau didiagnosa stunting itu enggak gampang atau ada prosedurnya," ujarnya.
Oleh sebab itu, Endang meminta agar masyarakat luas tidak mudah menggunakan suatu istilah stunting dalam menilai perilaku seseorang. Hal ini karena dapat berujung pada pembentukan sebuah citra atau stereotipe.
"Tadi tentang pemaknaan ini harus disosialisasikan, enggak bisa kita generalisir bahwa ketidakmampuan seseorang untuk mencapai sesuatu kriteria tertentu, hanya karena stunting. Jadi jangan judge dan jangan bikin stereotipe," pungkasnya.
