Kebiasaan begadang sering dilakukan oleh kaum milenial dan gen Z. Padahal, kebiasaan tersebut bisa memicu terjadinya penyakit hipertensi.
Hal itu dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dr Djoko Wibisono, SpPD-KGH.
Dr Djoko mengatakan, kebiasaan begadang bisa meningkatkan risiko memicu tekanan darah. Kondisi tersebut berkaitan dengan pola istirahat seseorang.
Baca juga: Doyan Begadang saat Muda Bisa Bikin Pikun, Apalagi Sambil Ngemil Junk Food
"Ini (hipertensi) tentu berkaitan dengan lifestyle. Kita istirahat kalau muda perlu 7 sampai 8 jam istirahat, kalau pemuda yang begadang itu kan tidurnya cuma 3 sampai 4 jam, itu tentu akan berdampak tidak bagus untuk kesehatan," ujar dr Djoko, dalam acara 17th Scientific Meeting Indonesian Society of Hypertension (InaSH) 2023, di Hotel Ritz-Carlton Kuningan, Jumat (24/2/2023).
Dia menjelaskan, kebiasaan begadang memiliki indikasi stres yang cukup tinggi. Pengelolaan stres yang tidak baik akan memicunya tekanan darah tinggi atau hipertensi.
"Begadang karena bekerja atau belajar itu bisa meningkatkan stres. Kalau sudah stres itu dapat meningkatkan tekanan darah tinggi," tuturnya.
Baca juga: Diduga Dialami Mahasiswa Unnes, Benarkah Sering Makan Mie Instan & Begadang Picu Kematian?
Sementara itu, dikutip dari Mayo Clinic, memiliki waktu tidur yang pendek bisa membuat energi seseorang menurun, penumpukan lemak di tubuh, depresi dan juga mengganggu suasana hati sehingga lebih mudah marah yang tentu saja berdampak pada meningkatnya tekanan darah.
Lalu, dalam studi yang dilakukan peneliti Colombia University pada tahun 2006 menemukan, orang dewasa paruh baya yang tidur 5 jam atau kurang setiap malamnya berisiko 2 kali lipat lebih tinggi mengalami hipertensi dibanding orang yang tidur 7-8 jam.
Meski demikian, menurut dr Djoko, hal yang terpenting adalah banyak istirahat agar tekanan darah tinggi bisa diturunkan dan kembali normal.
Artikel Menarik Lainnya:
